Internasional

Kecelakaan Jeju Air Korsel, Kotak Hitam Mati 4 Menit Sebelum Meledak

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 January 2025 11:05
Firefighters take a look at the wreckage of the aircraft that crashed after it went off the runway, at Muan International Airport, in Muan, South Korea, December 31, 2024. REUTERS/Kim Hong-Ji
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji

Jakarta, CNBC Indonesia - Kedua kotak hitam (black box) pada pesawat Boeing yang mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan (Korsel) dilaporkan berhenti merekam sekitar empat menit sebelum kecelakaan.

Kementerian Transportasi Korsel dalam pernyataan pada Sabtu menyebut pihak berwenang yang menyelidiki kecelakaan tersebut berencana untuk menganalisis penyebab kotak hitam berhenti merekam.

"Perekam suara awalnya dianalisis di Korea Selatan, dan, ketika data ditemukan hilang, dikirim ke laboratorium Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS," kata kementerian tersebut, seperti dikutip Reuters, Senin (13/1/2025).

Perekam kotak hitam mengumpulkan data tentang komunikasi yang melibatkan pilot di kokpit serta bagaimana sistem pesawat bekerja selama penerbangan.

Sim Jai-dong, mantan penyelidik kecelakaan Kementerian Perhubungan, mengatakan penemuan data yang hilang dari menit-menit terakhir pesawat Boeing 737-800 milik maskapai berbiaya rendah itu mengejutkan dan menunjukkan bahwa semua daya, termasuk cadangan, mungkin telah diputus. Kasus ini sendiri jarang terjadi.

Kementerian Perhubungan mengatakan data lain yang tersedia akan digunakan dalam penyelidikan dan akan memastikan penyelidikan tersebut transparan dan bahwa informasi dibagikan kepada keluarga korban.

Penyelidik Korea Selatan sebelumnya mengatakan data penerbangan dan perekam suara kokpit adalah kunci untuk mengetahui penyebab kecelakaan bulan lalu yang menewaskan 179 orang.

Kecelakaan terjadi sekitar empat menit setelah pilot pesawat yang dioperasikan oleh Jeju Air melaporkan tabrakan dengan burung.

Pesawat Jeju Air 7C2216, yang berangkat dari ibu kota Thailand, Bangkok, menuju Muan di barat daya Korea Selatan, mendarat darurat dan melewati landasan pacu bandara regional tersebut pada tanggal 29 Desember 2024.

Pesawat ini kemudian meledak dan terbakar setelah menghantam tanggul. Hanya dua orang yang selamat, yakni awak pesawat yang duduk di bagian ekor.

Dua menit sebelum pilot mengumumkan panggilan darurat Mayday, kontrol lalu lintas udara memberikan peringatan akan "aktivitas burung".

Penyelidikan juga difokuskan pada tanggul tempat pesawat jatuh, yang dirancang untuk menopang sistem "lokalisasi" yang digunakan untuk membantu pendaratan pesawat, termasuk mengapa tanggul itu dibuat dengan material yang sangat kaku dan sangat dekat dengan ujung landasan pacu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Kecelakaan Jeju Air: Roda Pesawat Diduga Tak Berfungsi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular