Luhut Ungkap Untung RI Gabung BRICS, Bakal Ikut Dedolarisasi?
Jakarta, CNBC Indonesia-Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan keuntungan Indonesia setelah bergabung dengan kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa).
"Ya market kita besar," ungkapnya dalam konferensi pers, dikutip Jumat (10/1/2025)
Bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS, menurut Luhut bagian dari kecermatan memahami kondisi geopolitik dan ekonomi global penuh ketidakpastian. Indonesia butuh kolaborasi dengan banyak negara untuk memastikan ekonomi dalam negeri aman dari dampak global.
"Karena ini masalah kalau gak hati-hati dengan persoalan di Tiongkok, di Eropa yang gas dari Rusia di stop mereka itu akan terjadi masalah krisis energi di Eropa dan dia turunkan ke China," jelasnya
China memang kini dalam situasi yang tidak baik. Begitu juga dengan AS, sejak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden ketidakpastian justru makin meningkat. Maka dari itu menurut Luhut harus menjaga hubungan dengan negara yang menjadi mitra dagang utama Indonesia tersebut.
"Jadi kombinasi ini masalah kita cermati ini baik-baik," ujarnya
Salah satu yang disuarakan oleh BRICS adalah dedolarisasi. Donald Trump sendiri sempat menunjukkan penolakan akan rencana tersebut, bahkan menebar ancaman. Lalu apakah Indonesia akan terlibat dalam dedolarisasi?
"Kalau itu againts national interest kita ngapain kita ikutan," tegas Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Septian Hario Seto dalam kesempatan yang sama.
"Jadi jelas kita ikut BRICS kita ikut IPEF yang diinisiasi AS karena national interest kita. Jdi kalau ada yang bertentangan dengan national interest kita ya ngapain kita ikut-ikutan," terangnya.
(mij/mij)