Bahlil Minta Proyek Kilang RI-Rusia Segera Ada Kepastian Investasi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 03/01/2025 15:55 WIB
Foto: Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia nampak mengendarai sebuah motor roda tiga pengangkutan BBM untuk Nelayan di Stastiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) 88.791.01, Tantui Kota Ambon, Rabu (18/12/2024). (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia meminta agar keputusan akhir investasi atau Financial Investment Decision (FID) proyek New Grass Root Refinery (NGRR) kilang Tuban oleh Pertamina bersama mitra Rusia yakni Rosneft dapat selesai pada Maret 2025.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Dadan Kusdiana. Sebab, proyek Kilang Tuban cukup penting untuk mendukung ketahanan energi nasional.

"Iya (Maret). Pak Menteri kan menyampaikan dan menurut saya kan wajar dong menyampaikan. Kalau tidak jadi, kalau tidak jalan-jalan, masa pemerintah diam. Kan penting, proyek ini penting untuk nasional," kata Dadan ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (3/1/2024).


Menurut Dadan, saat ini PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) tengah mengupayakan untuk segera merampungkan proses penyelesaian FID.

Sebelumnya, Bahlil mengungkapkan peluang masuknya investor baru dalam proyek kilang minyak GRR di Tuban. Hal ini ia sampaikan setelah melakukan pertemuan dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) terkait kelanjutan proyek tersebut.

Meski tidak memerinci secara detail isi pertemuan yang dibahas. Namun Bahlil mengupayakan agar proyek hasil kerja sama antara Pertamina dan perusahaan Rusia yakni Rosneft dapat segera jalan.

"Saya kemarin baru selesai ketemu Dirut Pertamina, tapi kita belum sempat mendetailkan. Saya memang agendakan setelah akhir November, tapi kan kita habis Pilkada. Sebagai Ketua Umum Partai, saya harus clearance," ujar Bahlil ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (29/11/2024).

Bahlil lantas memberikan sinyal bahwa jika Rosneft saat ini tidak memenuhi kewajibannya sesuai regulasi, pemerintah dapat mencari alternatif lain. "Tidak menutup kemungkinan kita akan membuka investor baru, karena tidak boleh barang negara dibuat lambat tidak boleh," ujar Bahlil.

Namun saat disinggung apakah apakah Rosneft, mitra strategis dalam proyek ini, akan dilepas, Bahlil tidak menjawab secara pasti. "Belum tentu, nanti kita bahas. Kita baru mau bahas," kata Bahlil.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penjualan Mobil Merosot Lagi, Sinyal bahaya