
Pelemahan Rupiah Bikin Bos Toyota Was-Was, Blak-blakan Bilang Gini

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah di hadapan dolar AS seharian ini, Kamis (19/12/2024). Mengutip data dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,28% di angka Rp16.130/US$ pada hari ini, Kamis (19/12/2024). Selang empat menit sejak perdagangan dibuka, rupiah menyentuh level Rp16.200/US$.
Lalu pada pukul 14:40 WIB mata uang garuda menyentuh angka Rp16.300/US$ pada hari ini, Kamis (19/12/2024). Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 4 Juli 2024.
Dan, melansir Refinitiv, rupiah anjlok hingga 1.24% ke level Rp16.285/US$ pada penutupan perdagangan hari ini. Pelemahan lebih dari 1% ini adalah yang terdalam sejak 7 Oktober 2024 yakni sebelumnya sebesar 1,26%.
Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota TMMIN Bob Azam menyebut, pelemahan rupiah akan menambah tantangan industri otomotif menjadi semakin besar. Apalagi jika pelemahan rupiah terus berlanjut sampai tahun depan.
"Kalau yang akan berdampak ke industri otomotif itu kembali lagi ke stabilitas rupiah. Dengan adanya pemerintahan Trump yang efektif mulai tahun depan, ya mulai mengenakan tarif. Itu kan pasti akan memacu inflasi dan itu akan meningkatkan interest ya pemerintah Amerika Serikat dan pasti akan terjadi capital outflow ke US. Kita juga akan sangat terpengaruh ya," kata Bob Azam dalam dalam Toyota Year End Media Gathering dikutip Kamis (19/12/2024).
"Nah ini juga akan mempengaruhi industri di dalam negeri, terutama yang masih menggunakan barang-barang impor. Itu juga harus kami waspadai, pelemahan rupiah ke depannya," lanjutnya.
Ketika tantangan tidak mudah, saat ini industri tengah menghadapi situasi yang juga sulit yakni kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% serta opsen pajak atau tambahan pajak daerah.
"Kan masalahnya pemerintah lagi butuh dana untuk fiskalnya, itu persoalannya. Jadi kita berharap fiskal cepat-cepat bisa tertolong. Tapi pengalaman kita waktu Covid, begitu pemerintah relaksasi, tax revenue (pemasukan pemerintah dari pajak) malah naik. Ini yang kita minta pemerintah mempelajari bidang-bidang yang memang begitu dikasih relaksasi justru tax revenue naik. Jangan sampai tax naik, revenue malah turun," kata Bob.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sepekan Anjlok 1,25%, Pengusaha Beberkan Untung Rugi Pelemahan Rupiah
