Bos BI Tegaskan Taktik Hadapi 'Trump Effect', RI Harus Lakukan Ini!

Zefanya Aprillia, CNBC Indonesia
16 December 2024 09:25
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2024 di Grha Bhasvara Icchana, kompleks kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (29/11/2024) malam. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2024 di Grha Bhasvara Icchana, kompleks kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (29/11/2024) malam. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mewanti-wanti agar pemerintah dan semua pihak mempelajari mengenai kebijakan presiden terpilih AS Donald Trump, terutama mengenai kebijakan perdagangan.

Menurut Perry, kebijakan Trump yang mengutamakan negaranya harus dicermati, karena dia tidak percaya pada multilateralisme. Oleh karena itu, Trump mengincar tarif tinggi pada sejumlah negara, terutama mereka yang memiliki surplus besar.

"Kita harus belajar. Meskipun Indonesia surplus-nya dengan Amerika tidak terlalu besar, kita harus memahami bagaimana kita memiliki kesepakatan dengan Amerika," kata Perry di seminar Kafegama, dikutip Senin (16/12/2024).

Menurutnya, pemerintah Indonesia tidak perlu mengurangi impor dari Amerika Serikat maupun menerapkan tarif tinggi. Dia mengungkapkan Indonesia seharusnya bisa mengimpor lebih banyak dari negara tersebut. Namun, Indonesia harus mempertahankan angka ekspornya ke Amerika Serikat tetap tinggi.

"Misalnya, surplus Rp1 miliar, sama-sama Rp 1 miliar," ujar Perry.

Perry menegaskan taktik ini lebih baik ketimbang menggunakan jalur WTO atau forum lainnya. Dalam kesempatan ini, Perry menjabarkan negara-negara yang akan menjadi sasaran perang dagang Trump, yaitu Tiongkok, Meksiko, Kanada, Eropa, dan Vietnam yang menjadi negara Asia Tenggara satu-satunya.

"Itulah negara-negara yang punya surplus perdagangan besar dengan Amerika dan karenanya dia akan mengenakan tarif yang tinggi bagi barang-barang yang diimpar Amerika dari lima negara itu," tandas Perry.

Bahkan, Perry menyebut Trump sekarang sudah merencanakan tarif minimal 25% kepada Tiongkok per semester II-2025. Kemudian dia juga sudah mengumumkan besaran tarif perdagangan untuk Kanada.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI: AI Bisa Prediksi Inflasi, Ekonomi & Konsumsi Warga RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular