
Chaos! Potret Ribuan Petani Ngamuk, Polisi Tembaki Gas Air Mata
Ribuan petani di perbatasan Shambhu, Ambala, kembali turun ke jalan setelah 9 bulan, menuntut jaminan hukum untuk Harga Dukungan Minimum (MSP).

Ribuan petani yang telah menduduki perbatasan Shambhu dekat Ambala selama lebih dari sembilan bulan, kembali turun ke jalan pada Selasa lalu. Dalam aksi terbaru mereka, para petani menuntut jaminan hukum untuk Harga Dukungan Minimum (Minimum Support Price/MSP) dari pemerintah. (REUTERS/Anushree Fadnavis)

Demonstrasi ini diikuti oleh kelompok besar petani dari Samyukta Kisan Morcha (Non-Political) dan Kisan Mazdoor Morcha. Sejak pagi, aksi mereka memanas dengan pembongkaran barikade, dipicu penangkapan seorang anggota yang mencoba menuju Delhi. Bentrokan pun terjadi, hingga polisi menembakkan gas air mata. (REUTERS/Anushree Fadnavis)

Sejumlah petani terluka akibat bentrokan tersebut. Aksi ini bermula sejak Februari 2023, ketika petani berusaha melakukan pawai menuju Delhi pada 13 dan 21 Februari. Namun, upaya mereka dihentikan oleh pasukan keamanan di perbatasan Shambhu dan Khanauri. Sejak itu, ribuan petani mendirikan tenda di kedua lokasi tersebut, bersikeras memperjuangkan tuntutan mereka. (REUTERS/Anushree Fadnavis)

Selain jaminan hukum untuk MSP, para petani juga meminta pembebasan utang, pensiun bagi petani dan buruh tani, serta penolakan terhadap kenaikan tarif listrik. Mereka juga menuntut keadilan bagi korban kekerasan Lakhimpur Kheri pada 2021, pengembalian Undang-Undang Pengadaan Tanah 2013, dan kompensasi bagi keluarga petani yang meninggal selama aksi 2020-2021. (REUTERS/Anushree Fadnavis)

Protes ini memicu gangguan di wilayah Delhi-NCR. Penutupan jalan dan barikade menyebabkan kemacetan parah, menghambat aktivitas ribuan warga yang bepergian untuk bekerja. Beberapa sekolah di Ambala juga ditutup untuk memastikan keamanan. (REUTERS/Anushree Fadnavis)