
Media Asing Tiba-Tiba Soroti Militer RI-Rusia, Ungkap Hal Ini..

Jakarta, CNBC Indonesia - Latihan Militer Indonesia dan Rusia mendapat sorotan asing. Presiden baru RI Prabowo Subianto dinilai akan mengupayakan peran yang lebih besar di panggung dunia sebagai bagian dari perubahan kebijakan luar negeri yang signifikan.
Mengutip AFP, Indonesia dinilai sejak lama mempertahankan kebijakan luar negeri yang netral dan menolak untuk memihak dalam konflik Rusia-Ukraina atau persaingan AS-China, tetapi Prabowo telah menyerukan hubungan yang lebih kuat dengan Moskow meskipun ada tekanan dari Barat terhadap Jakarta.
"Ini adalah bagian dari agenda yang lebih luas untuk meningkatkan hubungan dengan siapa pun, terlepas dari blok geopolitik mereka, selama ada keuntungan bagi Indonesia," kata Pieter Pandie, peneliti di Centre for Strategic and International Studies dikutip Sabtu (3/11).
Seperti diketahui, Indonesia sebagai salah satu anggota ASEAN di Asia Tenggara mengadakan latihan bersama dengan Rusia pada tahun 2021, tetapi masing-masing negara anggota belum pernah mengadakan latihan bersama dengan Moskow.
Dalam media ini disebutkan, bahwa Indonesia memiliki hubungan perdagangan bernilai miliaran dolar dengan Moskow, tetapi impor senjata utama telah terhenti dalam beberapa tahun terakhir. Lembaga pengawas senjata SIPRI menyebut impor terhenti menyusul sanksi Barat terhadap Rusia setelah negara itu mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan menginvasi Ukraina pada tahun 2022.
Namun, Prabowo tetap mempertahankan kesepakatan pembelian jet tempur Rusia senilai US$1,1 miliar yang ia setujui pada tahun 2018 lalu sebagai menteri pertahanan, meskipun ada ancaman sanksi dari Amerika Serikat.
Jakarta juga menolak untuk mengalah ketika negara-negara Barat melobi Indonesia untuk tidak mengundang Rusia dari KTT G20 yang akan diselenggarakan pada tahun 2022.
Prabowo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada bulan Juli, kemudian mengumumkan latihan angkatan laut bersama yang menurut para ahli mengindikasikan bagaimana Moskow akan semakin penting sebagai bagian dari kebijakan luar negeri yang lebih luas.
Latihan lima hari tersebut dimulai pada hari Senin di Jawa bagian timur, di mana Moskow akan mengirimkan tiga kapal perang kelas korvet, sebuah kapal tanker sedang, helikopter militer, dan sebuah kapal tunda.
"Mereka menegaskan kembali bahwa kita tidak akan mengasingkan satu atau dua negara dalam arena geopolitik," kata Anton Aliabbas, profesor di Sekolah Pascasarjana Diplomasi Paramadina.
Pertemanan yang baik
Dalam kunjungannya ke Kremlin, Prabowo yang merupakan mantan jenderal berusia 73 tahun tersebut mengatakan bahwa ia ingin memperdalam hubungan dengan Rusia.
"Kami menganggap Rusia sebagai teman baik dan saya ingin terus mempertahankan dan meningkatkan hubungan ini," kata Prabowo kepada Putin.
Sebelum pelantikannya bulan lalu, Prabowo mengatakan bahwa ia ingin membangun jaringan persahabatan yang kuat dengan negara tersebut.
Dengan demikian, Ia mengunjungi lebih dari selusin negara termasuk China dan Australia, di mana Ia telah mencapai kesepakatan keamanan yang penting, dan sejak saat itu Jakarta telah memulai proses untuk bergabung dengan kelompok negara berkembang BRICS.
Pemimpin baru ini telah diuji di laut, dengan diusirnya sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok tiga kali dari perairan yang diklaim Indonesia oleh kapal-kapal Jakarta bulan lalu.
Bagi Indonesia, peluang untuk menjadi tuan rumah salah satu angkatan laut paling canggih di dunia sudah jelas.
Hal ini akan memungkinkan peningkatan kapasitas yang bisa diperoleh dan bagi Jakarta untuk bertukar pikiran dalam memelihara peralatan Rusia yang sudah dimilikinya, kata Curie Maharani Savitri.
Indonesia memiliki tank amfibi, helikopter, rudal, dan jet tempur buatan Rusia di gudang senjatanya.
Fase perkenalan
Jakarta dan Moskow memiliki tujuan maritim yang berbeda, dengan Indonesia menghadapi ancaman penyelundupan dan pembajakan, sementara Rusia mencari sekutu yang bersedia.
Disebutkan bahwa ia memperkirakan latihan ini tidak akan semaju latihan tahunan Super Garuda Shield yang diselenggarakan oleh Indonesia dengan AS dan sekutu lainnya.
Namun, latihan ini mungkin masih akan menimbulkan keraguan di Washington, yang telah mencoba untuk mengisolasi Rusia secara diplomatis. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta menolak untuk mengomentari latihan tersebut.
Bagi Prabowo, latihan ini memungkinkannya untuk mengirim pesan tentang kebijakan barunya di masa-masa awal kepresidenannya, kata Pieter. "Secara historis, AS telah menjadi mitra pilihan untuk latihan militer. Tapi... Indonesia telah mencoba untuk mendiversifikasi mitranya," katanya. "Dan saya pikir ada tren yang lebih besar secara keseluruhan."
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba-Tiba Arab Saudi Kerahkan Militer Besar-besaran, Ada Apa?