Viral! Petani di Sukabumi Ramai-Ramai Joget TikTok, Ini Kata Wamentan

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
30 October 2024 08:55
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (12/9/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Wakil Menteri Pertanian Sudaryono saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (12/9/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara ihwal maraknya petani di Sukabumi, Jawa Barat yang disebut-sebut mendadak beralih profesi menjadi konten kreator di platform TikTok. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengaku tak mempermasalahkan atas fenomena itu.

Sudaryono bahkan membela aktivitas yang dilakukan para petani tersebut.

"Terus apa salahnya? Saya kira, selama dia tidak melanggar hukum ya kita hargai," kata Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (29/10/2024).

Menurutnya, aktivitas yang dilakukan itu justru memberikan dampak positif bagi pemasukan tambahan para petani. Selain itu, dia menilai aktivitas tersebut juga bisa meningkatkan publisitas kegiatan bertani bagi masyarakat luas, khususnya untuk masyarakat di perkotaan.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Istana Negera, Jakarta (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)Foto: Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Istana Negera, Jakarta (CNBC Indonesia/ Emir Yanwardhana)
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Istana Negera, Jakarta (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

"Kalau alih profesi sih tidak, dia akan tetap bertani, tapi dia dapat lumayan tambahan pendapatan jadi content creator," tukasnya.

Sudaryono menilai aktivitas yang dilakukan para petani di platform TikTok tak bisa disebut menjadi faktor penyebab menurunnya angka jumlah petani setiap tahunnya. "Bukan karena TikTok (angka jumlah petani turun). Ini perlu kita kaji," lanjut dia.

Dia menyebut faktor bertambahnya anggota keluarga lah yang mungkin jadi penyebab, banyak petani kini juga menjadi kreator konten. Sebab, hasil produksi dari lahan sawah atau kebun mereka belum cukup untuk memenuhi biaya atau kebutuhan rumah tangganya.

"Jadi ini ada juga kaitannya dengan penambahan penduduk, sehingga kelihatannya 'kok yang bertani tua-tua semua?'. Karena saat anaknya sudah sarjana, keuntungan dari bertani tidak cukup," jelasnya.

Lebih lanjut, Sudaryono mengatakan pihaknya akan terus mendorong peningkatan jumlah petani milenial, dengan cara gencar melakukan modernisasi pertanian.

"Kita ada program namanya YES, itu program youth seperti petani millennial. Sudah jalan beberapa tahun (programnya), dan hasilnya baik, walaupun tidak semasif yang kita inginkan, tapi sebagai awalan, ini saya kira hal yang baik," pungkasnya.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Profil Sudaryono, Politisi Gerindra yang Akan Jabat Wamentan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular