Raksasa Minyak Laporkan Penurunan Laba Bersih di Q3 2024
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa minyak dan gas dunia, BP, mengumumkan penurunan tajam laba bersih untuk kuartal ketiga (Q3) 2024. Penurunan terjadi setelah perusahaan terpukul oleh margin perdagangan dan melemahnya penyulingan minyak.
Melansir AFP, dalam sebuah pernyataan hasil, laba BP setelah pajak merosot menjadi US$206 juta dalam tiga bulan hingga September. Selama periode tersebut, BP hanya membukukan laba bersih sebesar US$2,3 miliar, setelah sempat mencatat laba bersih sebesar US$4,9 miliar pada periode yang sama pada tahun 2023.
Hasil Q3 perusahaan tersebut merupakan yang terlemah sejak kuartal keempat (Q4) tahun 2020. Ketika itu laba industri anjlok selama pandemi virus corona (Covid-19).
"Kami telah membuat kemajuan signifikan sejak kami menetapkan enam prioritas kami awal tahun ini untuk membuat bp lebih sederhana, lebih fokus, dan bernilai lebih tinggi," kata CEO BP Murray Auchincloss dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNBC International.
"Dalam minyak dan gas, kami melihat potensi untuk tumbuh sepanjang dekade dengan fokus pada nilai daripada volume. Kami juga memiliki keyakinan mendalam pada peluang yang diberikan oleh transisi energi, kami telah membangun sejumlah posisi terdepan dan akan terus meningkatkan investasi kami untuk memastikan investasi tersebut bersaing dengan bisnis kami yang lain," jelasnya.
Harga minyak turun lebih dari 17% pada Q3 ini di tengah kekhawatiran tentang prospek permintaan minyak global. BP mempertahankan dividennya pada 8 sen per saham setelah menaikkannya pada kuartal kedua (Q2) dan mengatakan akan mempertahankan tingkat program pembelian kembali sahamnya tidak berubah pada US$1,75 miliar selama tiga bulan ke depan.
Perusahaan mengatakan berkomitmen untuk mengumumkan pembelian kembali saham lebih lanjut senilai US$1,75 miliar pada Q4. Tetapi perusahaan telah memperingatkan bermaksud "untuk meninjau elemen-elemen panduan keuangan kami, termasuk ekspektasi kami untuk pembelian kembali saham tahun 2025".
Utang bersih naik menjadi US$24,3 miliar pada periode Juli-September, naik dari US$22,6 miliar pada akhir Q2. BP mengatakan peningkatan tersebut terutama didorong oleh arus kas operasi yang lebih rendah, belanja modal yang lebih tinggi, dan divestasi yang lebih rendah.
Saham BP yang terdaftar di London turun sekitar 1,2% pada Selasa pagi. Harga saham turun lebih dari 14% tahun ini, berkinerja lebih buruk daripada pesaingnya di Eropa karena investor terus mempertanyakan kasus investasi perusahaan.
(sef/sef)