RI Ternyata Rintis Aliansi dengan China Soal Ini

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
29 October 2024 11:15
Foto kolase bendera China dan Indonesia. (Dok Pixabay)
Foto: Foto kolase bendera China dan Indonesia. (Dok Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini tengah merintis aliansi strategis dengan Negeri Tirai Bambu alias China untuk memenuhi kebutuhan dunia akan komoditas timah.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso membeberkan hal tersebut sejalan dengan tujuan utama pihaknya untuk mengoptimasi sumber daya alam di Indonesia. Bahkan, selain dengan China, pihaknya juga berharap bisa beraliansi dengan Peru untuk mengembangkan timah.

"Kayak di timah kita sudah merintis aliansi strategis dengan China, dan mudah-mudahan kita bersama dengan Peru juga," jelasnya kepada CNBC Indonesia di sela acara London Metal Exchange (LME) Week 2024, dikutip Selasa (29/10/2024).

Langkah awal aliansi Indonesia dengan China dan rencananya juga dengan Peru tersebut, lanjut Hendi, diharapkan bisa membuat Indonesia memiliki peran strategis dalam memasok hasil tambang di dunia.

"Tujuan utamanya adalah kita bisa mengoptimasi sumber daya alam Indonesia. Sehingga kita bisa punya peranan yang strategis di dalam global supply chain untuk metal dan alokasi," tambahnya.

Dengan begitu, Hendi menyebut pihaknya akan terus mencari peluang untuk bisa memasok kebutuhan dunia dari Indonesia.

Khusus untuk hasil tambang jenis tembaga, bauksit, dan timah, Hendi menyebutkan ketiga komoditas tersebut tengah dicari dunia untuk bisa mencapai program transisi energi.

"Komoditi kita di tembaga, di bauksit yang menjadi aluminium, dan timah itu menjadi kunci. Kenapa? Karena semua elemen itu sangat berperan dalam energi transisi ke depan. Semakin banyak nanti kebutuhan kita akan listrik, baik itu dari solar, photovoltaic dan lain-lain, itu membutuhkan tembaga yang sangat banyak," imbuhnya.

"Bahkan bisa tiga kali lipat kontennya. Dibanding misalnya kendaraan yang berbasis internal combustion, itu pemakaian tembaganya tiga kali lipat. Memakan aluminiumnya dua kali lipat. Dan semua elektronik, sirkuit, itu kan semua yang menyambung adalah timah. Sehingga timahnya juga sangat dibutuhkan," lanjut Hendi.

Oleh karena itu, Hendi menilai Indonesia yang memiliki ketiga komoditas incaran dunia tersebut harus bisa menarik peluang untuk menjadi bagian dari pemasok kebutuhan global yang optimal.

"Ini kita harus bisa mengambil peluang ini untuk menjadi global supply chain provider yang optimal," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Nikel, di Era Prabowo RI Bakal Fokus ke 3 Komoditas Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular