Dunia Akui RI Punya Kekuatan Besar Lewat Komoditas Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID mengatakan bahwa Indonesia saat ini sudah diakui dunia memiliki kekuatan besar, lantaran memiliki berbagai jenis komoditas tambang.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengungkapkan bahwa hal itu diakui oleh para analis dan pelaku industri di dunia.
"Tentunya kita harus bisa memformulasi strategi yang tepat. Dari sisi keunggulan beberapa komoditi kita, ini juga sudah disampaikan oleh para analis dan para pelaku industri, bahwa Indonesia mempunyai kekuatan yang sangat besar di komoditas tembaga, kemudian di bauksit, dan juga timah," jelasnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (29/10/2024).
Hendi mengatakan, Indonesia yang diakui memiliki kekuatan besar tersebut harus diiringi dengan perencanaan alokasi produksi tambang tembaga, bauksit, dan timah. Hal itu juga dilakukan sekaligus dengan interaksi pasar untuk menentukan pola operasi di Indonesia.
"Jadi bagaimana kita bisa melakukan perencanaan mengenai alokasi produksi, terus kita juga berinteraksi dengan para klien kita di sini, dan juga kita berinteraksi dengan pasar. Ini sangat menentukan pola operasi kita," tambahnya.
Hendi membeberkan pihaknya memiliki tujuan utama perusahaan untuk bisa mengoptimasi sumber daya alam di Indonesia. Dia menilai tujuan tersebut bisa membuat Indonesia memiliki peran strategis dalam memasok hasil tambang dunia.
"Jadi, di sinilah kita selalu mencari peluang bagaimana itu bisa kita laksanakan dengan baik. kayak di timah kita sudah merintis aliansi strategis dengan China, dan mudah-mudahan kita bersama dengan Peru juga," imbuhnya.
Bahkan, Hendi menilai saat ini tembaga, bauksit, dan timah yang dihasilkan di Indonesia tengah dibutuhkan oleh dunia lantaran pola transisi energi yang tengah digenjot oleh berbagai negara.
"Semua elemen itu sangat berperan dalam energi transisi ke depan. Semakin banyak nanti kebutuhan kita akan listrik, baik itu dari solar, photovoltaic dan lain-lain, itu membutuhkan tembaga yang sangat banyak. Bahkan bisa tiga kali lipat kontennya. Dibanding misalnya kendaraan yang berbasis internal combustion, itu pemakaian tembaganya tiga kali lipat. Memakan aluminiumnya dua kali lipat. Dan semua elektronik, sirkuit, itu kan semua yang menyambung adalah timah. Sehingga timahnya juga sangat dibutuhkan. Ini kita harus bisa mengambil peluang ini untuk menjadi global supply chain provider yang optimal," papar Hendi.
(wia)