Di Balik Ambisi Prabowo Gabung BRICS, Geng Xi Jinping-Putin Cs

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
28 October 2024 08:25
Menter Luar Negeri Sugino hadiri KTT BRICS Plus. (Intagram/sugiono_56)
Foto: Menter Luar Negeri Sugino hadiri KTT BRICS Plus. (Intagram/sugiono_56)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia akhirnya resmi mengajukan ketertarikan atau expression of interest untuk bergabung dengan kelompok negara ekonomi berkembang, yakni BRICS (Brazil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan).

Pernyataan ketertarikan untuk bergabung ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI Suiono saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia pada 24 Oktober 2024. Ia berperan sebagai utusan khusus Presiden dalam pertemuan itu.

"Merupakan suatu kehormatan bagi saya sebagai utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk mengumumkan niat Indonesia untuk bergabung dengan BRICS dan menjadi anggotanya," kata Sugiono dalam pidatonya di pertemuan itu, dikutip Senin (28/10/2024).

Keputusan Prabowo untuk membawa Indonesia bergabung dengan BRICS dilakukan secara cepat, karena ia baru menyatakan sumpah jabatannya sebagai Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2024. Artinya, baru empat hari sebagai Presiden ia sudah ingin memasukkan Indonesia ke kelompok negara tertentu.

Sebetulnya, pada 2023 silam Indonesia telah mendapatkan tawaran dari BRICS untuk bergabung, namun respons yang diberikan Presiden RI ke-7 Joko Widodo adalah ingin mengkaji terlebih dahulu manfaatnya, dan menyatakan tak ingin tergesa-gesa.

Dibalik itu, Sugiono sebetulnya juga telah menyampaikan sejumlah maksud atau alasan Prabowo ingin menjadikan Indonesia bagian dari blok negara-negara bentukan Rusia-China Cs tersebut dalam pidatonya di KTT BRICS Plus di Kazan.

Pertama, ialah ingin ikut serta bersama dengan BRICS dan negara-negara anggota tambahan lainnya, yaitu Arab Saudi, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Kongo untuk memajukan kepentingan negara-negara berkembang atau Global South di dunia.

"Dengan begitu kami bisa mendukung lebih baik upaya BRICS untuk memajukan kepentingan dan tujuan negara-negara di belahan bumi selatan dan juga berkontribusi terhadap pemeliharaan tatanan dunia yang berdasarkan pada kebebasan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," kata Sugiono.

Kedua, Prabowo menganggap, BRICS memiliki prioritas utama yang selaras dengan prioritas kerja Kabinet Merah Putih, yaitu untuk menciptakan ketahanan pangan dan energi di masing-masing negaranya, serta memberantas kemiskinan hingga memajukan sumber daya manusia.

Dalam blok itu, Indonesia juga ingin menegakkan hak atas pembangunan berkelanjutan antar negara-negara berkembang. Menurut Prabowo, negara-negara berkembang membutuhkan ruang kebijakan, sementara negara maju harus memenuhi berbagai komitmen mereka.

Ketiga, melalui BRICS, Prabowo juga ingin mendukung penciptaan reformasi sistem multilateral agar lebih inklusif, representatif, dan sesuai dengan realitas saat ini. Institusi internasional harus diperkuat dan memiliki sumber daya yang memadai untuk memenuhi mandatnya menciptakan perdamaian dunia.

Terakhir adalah menjadi kekuatan untuk persatuan dan solidaritas di antara negara-negara Global South. BRICS Prabowo anggap dapat berfungsi sebagai perekat untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang.

Sugiono juga menekankan, Prabowo ingin betul-betul menerapkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif selama masa pemerintahannya. Maka, dengan bergabung ke delama BRICS, Indonesia akan terlibat aktif di dalam seluruh blok atau forum dunia secara bebas, dan tetap berpendoman pada prinsip non-blok.

"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum," tegas Sugiono.

Oleh sebab itu, Sugiono menekankan, Prabowo juga akan tetap menghadiri berbagai forum lain yang di dalamnya ada kelompok negara maju atau Global North maupun forum lain yang Indonesi sudah lama tergabung di dalamnya, seperti G20. Maksudnya untuk tetap memposisikan Indonesia sebagai bridge builder atau jembatan antara negara berkembang dan negara maju.

"Bulan depan Bapak Presiden akan ikuti KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, sementara saya juga diundang menghadiri pertemuan Tingkat Menlu kelompok negara maju G7 expanded session di Fiuggi, Italia, " ucap Sugiono.

BRICS adalah kelompok informal yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, RRT, dan Afrika Selatan dan terbentuk berdasarkan kajian Jim O'Neill, mantan Chairman of Goldman Sachs Asset Management dalam bentuk buku yang berjudul The Growth Map: Economic Opportunity in the BRICs and Beyond (2011).

Kelompok ini pertama kali diinisiasi pada tahun 2006 untuk membahas isu-isu terkini global. Keanggotaannya diperluas pada tahun 2023 dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Persatuan Emirat Arab hingga kini negara-negara anggota mewakili lebih dari US$28,5 triliun atau sekitar 28% dari ekonomi global.


(arj/arj)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: RI Resmi Masuk Geng Putin-Xi Jinping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular