Bahaya Buruk Efek Deflasi Berturut-turut Dibongkar Zulhas, RI Waspada!

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 11/10/2024 12:30 WIB
Foto: Mendag Zulhas meresmikan pembukaan Trade Expo Indonesia 2024. CNBC Indonesia/ Martyasari Rizky

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui adanya penurunan daya beli masyarakat yang mengakibatkan Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut. Di sisi lain, harga bahan pokok juga mengalami penurunan karena produksi yang membaik.

Efek buruknya, kata Zulhas, bisa memicu masalah baru. Yaitu, bangkrutnya pedagang. Dan, kondisi ini akan sulit diatasi. Beda kondisinya jika terjadi inflasi.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (1/10/2024) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 turun atau mencatat deflasi sebesar 0,12% secara bulanan atau month to month (mtm). Angka deflasi itu makin dalam dibandingkan kondisi Agustus 2024 sebesar 0,03%.


"Nah, ini memang satu, supply-nya karena musim hujan, musim panas, produksinya cukup. Kedua, memang diakui daya beli agak turun," kata Zulhas, dikutip Jumat (11/10/2024).

Kondisi ini, kata dia, dapat memicu efek domino. Dia mengkhawatirkan, harga yang turun terlalu murah justru akan membuat pedagang pasar merugi. Katanya, pedagang berpotensi mengalami risiko kerugian yang besar, menjadi bangkrut karena harga terlalu murah, lalu dihantam dengan daya beli masyarakat yang turun.

"Ya, memang ini saya keliling ke mana-mana pasar, deflasi lima bulan ini berat bagi pedagang-pedagang seperti petani, cabai, bawang, itu rugi. Dulu saya kalau ngomong barang terlalu murah di-bully. Nah, sekarang kejadian, kalau terlalu murah itu risikonya langsung kolaps. Kalau telur terlalu murah, ayam terlalu murah, orang itu langsung bangkrut, bangkrut, nggak ada penolong," jelasnya.

Zulhas menerangkan, bilamana terjadi inflasi pemerintah bisa mengatasinya dengan menekan harga yang tinggi menggunakan anggaran pemerintah. Namun, ketika deflasi dan merugikan, maka situasinya semakin buruk bagi pedagang.

"Kalau harga tinggi, itu bisa ditekan (menggunakan) dana dari bupati, gubernur, ya. Inflasi naik, bisa diatasi, tapi kalau kolaps, bangkrut," ucap dia.

Lebih lanjut, Zulhas menuturkan, persoalan deflasi akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintahan selanjutnya, mengingat pemerintahan saat ini akan segera berakhir. Beberapa hal yang harus menjadi perhatian pemerintah saat terjadi deflasi, adalah turunnya jumlah kelas menengah.

Untuk itu, dia pun menilai perlu adanya bantuan untuk kelas menengah agar daya beli kelompok masyarakat itu kembali meningkat. Bantuan yang perlu diberikan seperti bantuan sosial (bansos), hingga berlanjutnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Jangka pendek, kita harus mulai menggelontorkan lagi, membantu kelas menengah yang kemarin turun. Nah, itu juga kita harus dibantu nanti, apakah bansos, apakah KUR, ya. Apakah semacam stimulus atau asuransi bagi kelas menengah yang turun, gitu ya. Tentu nanti pemerintah baru akan memberikan," pungkasnya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diramal Kembali Deflasi di Mei 2025