Internasional

Nostradamus 'Cabang India' Ramal Nasib Dunia 2024-2025, Sebut Ini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 October 2024 05:37
Produk 202
Foto: Produk 202 "Tsar Bomba". SCREENSHOT SPUTNIK

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi geopolitik dunia dipenuhi guncangan. Perang di Ukraina terus mempertemukan kekuatan Barat dan Rusia, dan di sisi lain, peperangan di Timur Tengah yang melibatkan Israel terus meluas ke beberapa negara lainnya di luar Palestina.

Dalam laporan Economic Times, kondisi ini pernah dituangkan peramal India, Kishore Kumar, dalam "Prediksi Astrologi Weda untuk 2024," yang diterbitkan pada 1 Juli 2023. Ramalan itu berisi sejumlah kondisi geopolitik dunia pasca pecahnya dua perang besar itu.

Ia mencatat bahwa selama bulan-bulan terakhir tahun 2024, manuver tak terduga oleh kekuatan lawan dapat menantang filosofi inti Amerika Serikat (AS). Hal ini kemudian berpotensi menyebabkan dampak finansial yang substansial bagi negara tersebut.

"Potensi planet ini dapat diartikan sebagai keadaan yang mungkin tidak sejalan dengan kepentingan AS, yang menyebabkan kekhawatiran di antara sekutunya dan memerlukan respons strategis," ungkapnya, Rabu (9/10/2024).

Pernyataannya ini muncul setelah Rusia merubah doktrin nuklirnya. Perubahan berisi bahwa negara yang secara tidak langsung menyerang Rusia tapi membantu musuh Rusia melakukan serangan ke Negeri Beruang Putih, Moskow memiliki tanggung jawab untuk menurunkan nuklirnya atas negara pembantu tersebut.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, dalam sebuah kegiatan yang menandai satu tahun serangan Hamas ke Israel, 7 Oktober, menegaskan tak akan gentar untuk mencegah Iran dan proksi-proksinya jika mereka menyerang Israel dan berkomitmen membela Negeri Zionis itu.

"Departemen Pertahanan tidak akan gentar dalam komitmen kami terhadap keamanan Israel, untuk memerangi terorisme Hamas dan kelompok fanatik lainnya," ujarnya, sebagaimana dimuat laman AS, Newsweek.

Ia pun kembali menyebut bagaimana AS tidak akan pernah "beristirahat" sampai setiap sandera Israel yang diculik Hamas setahun lalu itu, kembali ke rumah. Meski membela Israel mati-matian, ia mengklaim melindungi warga sipil Palestina, di mana 41.000 lebih telah tewas akibat serangan Israel ke Gaza, merupakan tanggung jawab moral sekaligus keharusan strategis AS.

"Untuk mencegah agresi lebih lanjut dari Iran, dan untuk bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk mempromosikan stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah," katanya lagi.

Sementara itu, di Korea, Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, mengatakan pasukannya akan menggunakan senjata nuklir 'tanpa ragu-ragu' jika wilayah Pyongyang diserang oleh Korsel dan sekutunya, AS.

Pernyataan itu muncul setelah Korsel menggelar parade militer awal minggu ini. Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengancam negaranya akan menghancurkan Korut jika benar-benar menyerang dengan senjata nuklir.

"'Jika' musuh... mencoba menggunakan angkatan bersenjata yang melanggar kedaulatan DPRK... DPRK akan menggunakan tanpa ragu-ragu semua kekuatan ofensif yang dimilikinya, termasuk senjata nuklir," kata kantor berita Korut KCNA, menggunakan akronim untuk nama resmi Korut.

"Jika Korut mencoba menggunakan senjata nuklir, mereka akan menghadapi tanggapan yang tegas dan luar biasa dari militer kami dan aliansi AS dan Republik Korea. Hari itu akan menjadi akhir rezim Korea Utara," imbuhnya, saat berpidato di hadapan ribuan anggota angkatan yang berkumpul di Pangkalan Udara Seoul untuk menghadiri acara tersebut.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sangar! Tetangga RI Bangun Fasilitas Nuklir, Gandeng Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular