Bos Pengusaha Mal-Hotel Buka-bukaan Efek Daya Beli Babel Suram

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 08/10/2024 17:55 WIB
Foto: Bangka Belitung. (Dok. Detikcom/Deni Wahyono)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Bangka Belitung (Babel) hancur lebur pasca mencuatnya kasus korupsi timah, daya beli anjlok karena lebih dari 80% masyarakat mengandalkan sektor ini untuk hidup. Dari sisi ritel atau pusat perbelanjaan pun ikut terkena dampaknya.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan, sektor pusat perbelanjaan pun harus menyesuaikan dengan penurunan daya beli ini.

"Saat ini daya beli masyarakat kelas menengah bawah relatif lebih stabil di wilayah yang perekonomiannya ditopang oleh sektor usaha di bidang sumber daya alam," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/10/2024).


Meski demikian, pengusaha mal masih berupaya keras untuk tetap bisa hidup, yakni menjalankan operasionalnya meski daya beli masyarakat sedang tidak sehat.

"Sampai dengan saat ini belum ada pusat perbelanjaan yang tutup beroperasi akibat dampak dari penurunan daya beli masyarakat terutama kelas menengah bawah," ujar Alphonzus.

Bukan hanya pusat perbelanjaan, sektor perhotelan juga ikut terdampak dari lesunya daya beli. Namun keduanya masih coba bertahan agar tidak kolaps atau menutup operasionalnya.

"Untuk sekarang kondisinya memang lagi sepi. Kalau yang tutup hingga saat ini belum ada yang melapor ke PHRI Babel," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bangka Belitung Wendo Adrianto kepada CNBC Indonesia, Senin (7/10/2024).


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Kemendag Bantu Pasar Rakyat - Mal Kala Daya Beli Lesu