
Atasi Backlog Perumahan, BTN Dorong Anak Muda Jadi Developer

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri properti menjadi salah satu sektor usaha yang memiliki multiplier effect ke berbagai sektor lainnya. Apalagi, Indonesia juga masih memiliki kekurangan pasokan (backlog) rumah yang sangat tinggi.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), backlog rumah pada 2023 mencapai 9,9 juta.
Menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan rumah dan keseriusan pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan yang layak bagi masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) turun tangan dan berkomitmen untuk berkontribusi pada program pemerintah yang menyentuh sektor properti.
Direktur Utama, Nixon LP Napitupulu menjelaskan bahwa dalam mendorong sektor properti diperlukan sinergi dan kerjasama antar stakeholder perumahan, termasuk perbankan. Namun BTN, kata Nixon, tidak hanya mengucurkan pembiayaan tapi juga meningkatkan kualitas dan kuantitas pengembang yang berperan besar dalam mewujudkan perumahan yang layak bagi masyarakat.
Salah satunya dengan menggelar program pelatihan developer yang dibuka untuk masyarakat umum dengan materi pembelajaran bagaimana menjadi developer yang baik dan berkualitas. Program pelatihan ini membidik developer pemula dan diharapkan dapat meningkatkan sinergi yang saling menguntungkan antara BTN bersama pelaku usaha pembangunan perumahan.
Nixon menjelaskan, sebagai pemegang market share terbesar di pembiayaan perumahan, BTN hadir dengan Program TJSL yang fokus untuk memelihara dan memperkuat ekosistem properti, diantara program developer millennial, yaitu program yang bertujuan membentuk developer muda dengan memberikan pembekalan kepada kalangan mahasiswa dan umum dalam rangka mempersiapkan diri menjadi developer muda yang nantinya dapat berkontribusi membantu pemerintah dalam mengurangi backlog perumahan di Indonesia.
Program ini telah dilaksanakan di 9 kota di Indonesia sejak tahun 2022 dan menghasilkan lebih dari 1.500 partisipan.
Menurutnya, gap antara kebutuhan rumah dengan kemampuan pembangunan perumahan atau housing backlog masih sangat tinggi. Di sisi lain, tingginya kebutuhan rumah tidak sejalan dengan aksesibilitas masyarakat terhadap pembiayaan perbankan.
"Salah satu alasannya adalah kolektibilitas calon debitur kredit pemilikan rumah (KPR) karena menjamurnya pinjol (pinjaman daring)," rinci dia.
Nixon menambahkan, penyediaan pasokan rumah menghadapi sejumlah tantangan, diantaranya persyaratan perizinan dan ketersediaan lahan dan tingginya biaya pembebasan lahan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal REI, Hari Ganie mengapresiasi TJSL yang diinisiasi BTN yang mendorong anak muda menjadi developer dan kiat-kiat menjadi developer muda. Dia juga mengharapkan acara ini bisa dilakukan secara berkesinambungan.
"Saya sangat senang dari acara ini karena dihadiri berbagai lapisan masyarakat dan juga stakeholder properti yang sangat antusias," ungkap Hari.
Di sisi lain, salah satu peserta pelatihan ini juga sangat senang dengan acara ini. Dia mengatakan materi yang diangkat sangat menarik dengan penyajian yang interaktif.
"Empat hari ini sangat menarik, apalagi dilakukan diskusi dan mencari solusi bersama," ungkapnya.
Inovasi BTN
Di sisi lain, BTN juga terus berinovasi mengembangkan beragam aplikasi dan fitur pada BTN mobile untuk memudahkan akses masyarakat terhadap pembiayaan properti. Salah satu yang dikembangkan adalah platform BTN Properti Platform, yaitu platform/marketplace milik BTN yang berisi daftar proyek perumahan developer yang sudah bekerja sama dengan BTN di seluruh wilayah Indonesia. Setidaknya ada tiga keunggulan dari BTN Properti, yaitu sebagai marketplace, KPR Online, dan fitur lifestyle &content.
Ada pula BTN Properti for Developer yaitu aplikasi yang khusus dirancang bagi para mitra developer, dan juga BTN Smart Residence dengan keunggulan masing-masing, baik bagi pengembang, penghuni, hingga pengelola.
Untuk diketahui, Januari hingga Juli 2024, BTN telah merealisasikan sebanyak kurang lebih 112.000 unit KPR Subsidi baik dari skema FLPP maupun Tapera. Sementara kuota nasional untuk KPR FLPP yang ditetapkan Pemerintah sebanyak 166.000 unit.
Dari realisasi KPR Bersubsidi pada Juni 2024 didominasi oleh kaum milenial sekitar 89%. Untuk tahun 2020 hingga 2023, milenial menyerap KPR Bersubsidi sebanyak 425.070 unit atau senilai Rp62 triliun.
Sampai dengan Juni 2024 angkanya mengalami kenaikan menjadi 465.621 unit atau setara Rp 68,5 triliun. Jika diasumsikan hingga akhir tahun 2024, realisasi KPR Bersubsidi untuk milenial mencapai sekitar Rp 78 triliun.
Sementara KPR untuk wanita, komposisinya di BTN telah mencapai 32,5% dengan realisasi penyaluran sejak tahun 2020 sampai tahun 2024 sebanyak 173.476 unit atau sekitar Rp25 triliun.
Selain platform BTN Properti, BTN juga memiliki rumahmurahbtn.co.id untuk menampilkan portofolio/agunan yang siap dijual atau lelang maupun mekanisme penjualan lain. Ada pula BTN Smart Residence yang digunakan untuk penghubung antara penghuni dan pengelola dalam proses pembayaran tagihan, iuran, pertukaran informasi sampai dengan keluhan dan pengaduan.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Dear Runners, Ada BTN Jakim 2024! Ini Hadiahnya