Hashim: Prabowo Tidak Akan Tambah Utang RI Secara Mendadak & Drastis

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
07 October 2024 16:00
Presiden terpilih Prabowo Subianto tiba di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Presiden terpilih Prabowo Subianto tiba di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Terpilih Prabowo Subianto berencana menaikkan rasio utang pemerintah Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) secara bertahap. Namun, tidak akan sampai mengubah batasan rasio utang terhadap PDB yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Keuangan Negara sebesar 60% PDB.

Hal ini diungkapkan oleh adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo yang juga merupakan anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran saat menghadiri acara diskusi dengan pengusaha yang tergabung ke dalam Kadin Indonesia di Jakarta, Senin (7/10/2024).

"Saya hitung sudah dua kali disalah kutip, media asing, belum termasuk media nasional, media asing. Pak Prabowo tidak akan naikkan, dia tidak akan tambahkan utang nasional kita secara mendadak. Tidak ada drastis," kata Hashim.

Hashim menuturkan, pemerintah Prabowo ke depan akan memastikan tata kelola utang sesuai dengan prestasi yang telah ditorehkan pemerintahan Presiden Joko Widodo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Namun, ia menekankan, porsi utang terhadap PDB tak lagi bisa terus stagnan di kisaran bawah 40%, sebab negara lain sudah di atas itu.

"Ini ya prestasi dari Pak Jokowi, prestasi dari Ibu Sri Mulyani bahwa utang nasional kita sangat rendah. Sangat rendah, tidak sampai 40% dari GDP. Ini prestasi luar biasa. Malaysia, tetangga kita 61% dari GDP. Filipina 57%, Thailand 54%, dan Indonesia tidak sampai 40%," ujar Hashim.

Ia berujar, kebijakan penambahan utang hingga rasio utang terjadap PDB ke depan akan diikuti dengan kemampuan pemerintah untuk menaikkan rasio penerimaan negara terhadap PDB dari yang saat ini kisaran 12,7% menjadi 23%.

"Karena ini adalah kesempatan kita karena kita dianggap under-leverage. Tapi memang dibatasi oleh Undang-undang 60%, kita tidak sampai 40%. Maka ide kita, kita menutup kebocoran-kebocoran, kan revenue negara akan masuk. Terus kita bisa tambah," ucapnya.

Hashim mengatakan, peningkatan rasio utang terhadap PDB akan dilakukan secara bertahap tiap tahunnya sekitar 1%-2%. Kenaikan secara bertahap itu ia pastikan akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran untuk program-program ambisius Prabowo seperti memberikan makan bergizi gratis terhadap anak kecil dan ibu hamil sehari dua kali, hingga penyediaan rumah di perkotaan maupun pedesaan.

"Mungkin setiap tahun mungkin kita tambah 1-2%. So, tidak benar bahwa kita akan tambahkan utang nasional secara mendadak. Itu nanti gradual, secara pelan-pelan, mungkin selama 5 tahun, 10 tahun kita tetap prudent," tutur Hashim.

"Tolong bilang ke kawan-kawan luar negeri, kita akan tetap prudent. Tapi prudent, tapi kita akan daring, kita akan mungkin lebih agresif sedikit, supaya kita bisa penuhi janji-janji itu," tegasnya.

Ia juga mengatakan bahwa kenaikan utang ini tetap akan ada batasannya, yakni sesuai Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara sebesar 60% dari PDB. "Batasannya ada ya iya dong 50%, dan tidak (ada revisi), tegas tidak," kata Hashim.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utang RI Saat Pandemi Covid Harus Diselesaikan Prabowo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular