BYD Bicara Insentif Mobil Listrik Era Prabowo, Blak-blakan Bilang Gini
Jakarta, CNBC Indonesia - Insentif kendaraan listrik bakal berakhir di akhir tahun 2024 ini. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun telah mengungkapkan, keputusan bakal berlanjut atau tidaknya insentif salah satunya ditentukan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Salah satu pabrikan yang mendapat insentif ini adalah BYD.
Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia Luther Panjaitan buka suara jika jika Prabowo tidak melanjutkan insentif ini. Ia menyebut BYD dalam perihal investasi di Indonesia adalah berbasis manufaktur, serta mengikuti program insentif yang diberikan pemerintah untuk mempercepat transformasi elektrifikasi.
"Di beberapa negara yang kami masuk, salah satu faktor utama yang bisa mempercepat transformasi elektrifikasi adalah kepemimpinan atau me-manage yang baik dari pemerintah. Artinya pemerintah bertanggung jawab terhadap keberlangsungannya. Di dalamnya lewat kebijakan seperti insentif, tax holiday, diskusi secara G2B, itu dilakukan termasuk di Indonesia," kata Luther di Summarecon Mall Bekasi, Senin (7/10/2024).
Ia berharap pemerintah dapat konsisten dengan kebijakan yang ada saat ini. Apalagi BYD bakal berinvestasi sebesar Rp 16 triliun dengan membangun pabrik di Kawasan Industri Subang Smartpolitan.
"Salah satu yang saya lihat kunci keberhasilan beberapa negara adalah konsistensi policy karena investasi butuh konsistensi dan saya government relations BYD motor Indonesia, dan saya lihat betul bagaimana pemerintah kita sangat serius, itu hal sangat baik yaitu pengurangan subsidi BBM, pengurangan emisi karbon di negara kita," kata Luther
"Jadi pergantian pemerintahan pun menurut kami bukan jadi suatu alasan untuk ganti policy yang sudah ada. Malah keinginan kami terus konsolidasi untuk peningkatan atau pengembangan policy yang lebih baik," lanjutnya.
Saat ini BYD belum membangun pabriknya di Indonesia, namun sudah ada komitmen agar perusahaan bakal merakit kendaraannya di dalam negeri melalui pembangunan pabrik.
"Setelah melihat adopsinya semakin baik menjadi hal yang gak mungkin policy ini dihilangkan atau dikurangkan. Karena sudah melalui kajian-kajian internasional juga. BYD berinvestasi cukup besar sudah mempertimbangkan hal itu, termasuk jangka panjang pergantian pemerintah," sebut Luther.
Pergantian pemerintahan bakal berdampak pada banyak hal, termasuk kebijakan baru nantinya. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Putu Juli Ardika menyebut pemerintah pun sudah mempertimbangkan untuk melanjutkan kebijakan ini di tahun depan.
"Sudah mulai dibahas, wacana-wacana untuk mendorong industri kendaraan listrik itu timbul dan masyarakat menggunakan, memang seperti sekarang motor diberikan bantuan pembelian," katanya di Nusa Dua, Bali Jumat (4/10/2024).
Salah satu pertimbangan pemerintah dalam penyaluran subsidi ini yakni keputusan akhir di tangan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Ia akan dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang.
'[Nunggu keputusan presiden terpilih?] Iya di antaranya itu," sebut Putu.
(dce)