Jangan Kaget, Minyak Jelantah RI Bisa Disulap Jadi Bahan Bakar Pesawat

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
12 September 2024 08:15
Silveria Cutipa menerima minyak daur ulang dari sebuah restoran untuk membuat sabun dan deterjen yang dihasilkan dari minyak daur ulang, di La Paz, Bolivia 17 Januari 2024. (REUTERS/Claudia Morales)
Foto: Silveria Cutipa menerima minyak daur ulang dari sebuah restoran untuk membuat sabun dan deterjen yang dihasilkan dari minyak daur ulang, di La Paz, Bolivia 17 Januari 2024. (REUTERS/CLAUDIA MORALES)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mempunyai ide untuk memanfaatkan minyak jelantah atau used cooking oil sebagai bahan bakar industri aviasi.

Luhut menyebut sejumlah negara tetangga telah memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif untuk pesawat terbang.

"Pernahkah terpikirkan bahwa minyak jelantah atau used cooking oil dapat menjadi bahan bakar untuk industri aviasi atau penerbangan? Hal ini ternyata sudah lumrah dilakukan di beberapa negara tetangga kita, seperti Malaysia dan Singapura," jelas Luhut, dalam akun Instagramnya, dikutip Kamis (12/9/2024).

Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi stok minyak jelantah hingga 1 juta liter per tahun. Namun demikian, 95%-nya diekspor ke beberapa negara.

Oleh sebab itu, guna menindaklanjuti potensi tersebut, Luhut memimpin Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia.

Pasalnya, berdasarkan data The International Air Transport Association (IATA) Indonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan. Dengan asumsi kebutuhan bahan bakar ini mencapai 7.500 ton liter hingga 2030.

"Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi sudah melakukan uji coba statis yang sukses dari SAF, untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B. Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil," imbuhnya.

Dia mengatakan pemanfaatan SAF dalam industri aviasi juga bisa menciptakan keuntungan hingga Rp 12 triliun per tahun. Selain itu juga menjadi pintu masuk investasi kilang baik dari pihak swasta maupun BUMN.

"Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penciptaan nilai ekonomi melalui kapasitas produksi kilang-kilang biofuel Pertamina, diestimasikan bahwa penjualan SAF secara domestik dan ekspor dapat menciptakan keuntungan lebih dari Rp 12 triliun per tahunnya," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Ungkap 1 Juta Liter Minyak Jelantah RI Bisa 'Disulap' Jadi Avtur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular