Internasional

Perang Saudara Pecah di Negara Ini, Jet Tempur Bom Pasar-21 Tewas

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 September 2024 20:00
Kendaraan yang hancur digambarkan di luar markas Biro Pusat Statistik Sudan yang terbakar, di jalan al-Sittin (enam puluh) di selatan Khartoum pada 29 Mei 2023. Tembakan terdengar di ibu kota Sudan pada 28 Mei, menambah gencatan senjata pelanggaran yang menurut mediator Amerika Serikat dan Saudi menghambat pengiriman bantuan yang sangat dibutuhkan. Dalam enam minggu peperangan perkotaan, lebih dari 1.800 orang telah tewas, menurut Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata. (-/AFP via Getty Images)
Foto: Perang saudara Sudan (AFP via Getty Images/-)

Jakarta, CNBC IndonesiaPerang saudara masih terus melanda Sudan. Terbaru, sebuah serangan jet tempur terjadi Minggu waktu setempat, di sebuah pasar di negara bagian Sennar yang terletak di Tenggara Negeri Dua Sungai Nil.

Mengutip CNN International, otoritas menyebut pengeboman udara itu dituduhkan kepada Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pimpinan Mohamed Hamdan Dagalo, yang menjadi lawan dari Pemerintah Sudan. Hingga saat ini, belum ada reaksi dari RSF.

"Setidaknya 21 warga sipil tewas dan 63 lainnya cedera dalam serangan udara pada hari Minggu," kata Penjabat Gubernur Sennar, Tawfiq Muhammad Ali, dikutip Selasa (10/9/2024).

Sementara itu, kelompok aktivis Emergency Lawyers mengatakan sebenarnya lebih dari 30 orang tewas dalam serangan RSF. Mereka menyebut serangan RSF terjadi di sebuah pasar dan juga sejumlah situs lainnya.

Kelompok aktivis tersebut juga mengaitkan serangan udara serupa di kota Al Souki yang menewaskan empat orang beberapa waktu lalu. Pemerintah Sudan melalui Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dianggap bertanggung jawab dalam serangan tersebut.

SAF dan RSF berperang sejak April 2023. Perang dimulai saat RSF berencana untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah negara itu.

Konflik tersebut telah menewaskan sedikitnya 18.000 orang dan membuat lebih dari 10 juta orang lainnya mengungsi. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, pertempuran tersebut juga telah memicu salah satu bencana kemanusiaan terburuk, dengan lebih dari separuh penduduk negara tersebut menghadapi kelaparan akut.

Pada hari Jumat, penyelidikan PBB terhadap konflik Sudan menemukan bahwa kedua faksi yang bertikai telah melakukan "berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan" yang "dapat dianggap sebagai kejahatan perang."

"Beberapa pelanggaran oleh SAF dan RSF tersebut termasuk serangan tanpa pandang bulu dan langsung yang dilakukan melalui serangan udara dan penembakan terhadap warga sipil, sekolah, rumah sakit, jaringan komunikasi, serta pasokan air dan listrik yang vital," menurut laporan PBB.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Saudara Menggila, Pasar Sayur Dibombardir Roket-56 Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular