Internasional

Huru-hara Pemerintah Prancis, Macron Tunjuk PM Baru

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 September 2024 16:30
New French prime minister Michel Barnier looks on right during the handover ceremony, Thursday, Sept. 5, 2024 in Paris. President Emmanuel Macron has named EU's Brexit negotiator Michel Barnier as France's new prime minister after more than 50 days of caretaker government. (Stephane de Sakutin/Pool Photo via AP)
Foto: Michel Barnier (AP/Stephane de Sakutin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menunjuk Michel Barnier sebagai Perdana Menteri (PM) baru negara itu, Kamis waktu setempat. Hal ini mengakhiri kebuntuan selama dua bulan setelah pemilihan parlemen yang tidak membuahkan koalisi pemerintah yang bulat.

Dalam sebuah pernyataan, Istana Élysée mengatakan bahwa penunjukan Barnier dilakukan setelah adanya konsultasi mendalam untuk memastikan pemerintahan yang stabil. "Presiden Republik telah menunjuk Michel Barnier sebagai Perdana Menteri. Ia harus membentuk pemerintahan bersatu untuk melayani negara dan rakyat Prancis," tulis pernyataan itu dikutip CNN International, Jumat (6/9/2024).

Siapa Dia?

Barnier, 73, seorang yang sangat pro-Eropa, adalah anggota partai Republik yang mewakili sayap kanan tradisional. Ia paling dikenal di panggung internasional atas perannya dalam memediasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Seorang veteran politik Prancis dan Eropa selama 40 tahun, Barnier telah memegang berbagai posisi menteri di Prancis, termasuk peran sebagai Menteri Luar Negeri, Pertanian, dan Lingkungan Hidup. Ia menjabat dua kali sebagai komisaris Eropa sekaligus penasihat Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Pada tahun 2021, Barnier mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan presiden. Namun ia gagal mendapatkan cukup dukungan dalam partainya, Les Républicains (LR).

Pengangkatan Barnier terjadi setelah mantan PM Gabriel Attal mengundurkan diri pada bulan Juli. Ini terjadi setelah aliansi Ensemble yang berhaluan tengah dikalahkan dalam putaran kedua pemilihan parlemen Prancis.

Sejak saat itu, presiden menghadapi seruan dari seluruh kubu politik untuk menunjuk PM baru. Minggu lalu, Macron mengatakan kepada wartawan selama perjalanan ke Serbia bahwa ia 'melakukan semua upaya yang diperlukan' untuk merampungkan nama.

Sementara itu, setelah diangkat oleh Macron, Barnier langsung mengadakan serah terima jabatan yang juga dihadiri Attal. Ia menyebut masih banyak persoalan domestik yang perlu diselesaikan di Prancis.

"Ini akan menjadi pertanyaan tentang bagaimana menanggapi, semampu kita, tantangan, kemarahan, seperti yang Anda sebutkan, penderitaan, perasaan ditinggalkan, ketidakadilan yang mengalir melalui kota-kota kita, lingkungan kita, dan pedesaan kita terlalu banyak," kata Barnier.

Pemerintahan yang Tak Jelas

Prospek Barnier untuk membentuk pemerintahan yang stabil tidak jelas. Saat ini, National Rally (RN) yang berhaluan kanan ekstrim Prancis merupakan salah satu partai terbesar di parlemen setelah pemilihan umum pada awal Juli.

Sebelumnya, partai ini telah mengisyaratkan bahwa mereka terbuka untuk bekerja sama dengan Barnier dan tidak akan langsung mem vetonya. Namun, politisi RN Laurent Jacobelli berbicara meremehkan Barnier

"Mereka mengeluarkan orang-orang yang telah memerintah Prancis selama 40 tahun dari tempat yang tidak digunakan lagi," kata Jacobelli.

Presiden RN, Jordan Bardella, mengatakan di media sosial bahwa partainya akan "menilai" Barnier berdasarkan "pidato kebijakan umum, keputusan anggaran, dan tindakannya" saat pelantikannya. Rekan se-partai Bardella, Marine Le Pen, juga menekankan dalam pernyataan yang disiarkan di televisi bahwa partai tersebut "tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan apa pun" hingga mereka mendengar pidato Barnier tentang rencana kebijakannya.

Sementara itu, Jean-Luc Melenchon dari partai sayap kiri France Unbowed menyampaikan teguran pedas kepada Presiden Macron. Ia menuduh Macron "mencuri" dari pemilihan parlemen yang diadakan pada bulan Juli.

"Presiden baru saja secara resmi menolak hasil pemilihan legislatif yang telah ia serukan sendiri. Ia (Barnier) adalah anggota, antara lain, dari sebuah partai yang berada di posisi terakhir dalam pemilihan legislatif. Oleh karena itu, pemilihan tersebut telah dicuri dari rakyat Prancis," kata Melenchon dalam pidato yang disiarkan di televisi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdana Menteri Yordania Mengundurkan Diri, Ini Sosok Penggantinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular