Banyak Kelas Menengah Jatuh Miskin, BPS Beri Warning Ini!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Jumat, 30/08/2024 19:10 WIB
Foto: Infografis/ Gaji Rendah/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia-Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan program penguatan daya beli seharusnya tidak hanya dilakukan terhadap kelompok miskin. BPS menyebut program serupa sebaiknya juga diarahkan untuk memperkuat daya beli kelas menengah dan calon kelas menengah (AMC).

"Kita sama-sama pahami bahwa penguatan daya beli ini diperlukan tidak hanya untuk kelompok miskin, tapi juga kelas menengah dan menuju kelas menengah juga penting," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat, (30/8/2024).


Amalia mengatakan apabila kelas menengah dan calon kelas menengah kuat, maka daya beli masyarakat secara keseluruhan juga akan menjadi kuat.

Menurut dia, hal tersebut bisa terjadi karena dua kelompok ini merupakan mayoritas dari populasi di Indonesia. Jumlah kelas menengah dan calon kelas menengah mencapai 66,35% dari total populasi RI.

"Kenapa kelas menengah dan menuju kelas menengah ini penting menjadi perhatian kita semua, karena jumlahnya kira-kira 66,35% dari jumlah total penduduk," ujarnya.

Tak hanya dari segi jumlah, kelompok kelas menengah dan calon kelas menengah juga menjadi kontributor terbesar dari konsumsi rumah tangga Indonesia. Sebagaimana diketahui, konsumsi rumah tangga masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi RI selama beberapa tahun ini. Kontribusi konsumsi rumah tangga mencakup lebih dari setengah PDB Indonesia. "Nilai konsumsi pengeluaran kelompok ini mencakup 81,49% dari total konsumsi masyarakat," kata dia.

Amalia mengatakan kebijakan penguatan daya beli kelas menengah dapat menjadi pelengkap dari kebijakan pengentasan kemiskinan pemerintah. Dia menilai kebijakan pengentasan kemiskinan selama ini sudah berjalan baik.

"Kalau kita lihat bagaimana kebijakan pengentasan kemiskinan ekstrem sudah sangat baik, dan kita memiliki tingkat kemiskinan ekstrem di bawah 0,83%," kata Amalia.

Sebelumnya, kondisi kelas menengah di Indonesia sedang menjadi sorotan publik. Banyak kelas menengah diduga turun 'kasta' ke level ekonomi yang berada di bawahnya. Banyaknya PHK selama pandemi Covid-19 ditengarai menjadi penyebab utama kelas menengah RI hampir jatuh miskin.


(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Tertekan, Pertumbuhan Ritel Berpotensi di Bawah 10%