Bulog Tunda Akuisisi Beras di Kamboja, Begini Penjelasannya

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 30/08/2024 19:50 WIB
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, pihaknya sudah mengirim tim teknis untuk melakukan kajian dan pembahasan ihwal rencana Indonesia mengakuisisi sejumlah perusahaan beras di Kamboja. Akan tetapi, dari hasil kajian dan pembahasan yang dilakukannya, terdapat tiga poin yang menjadi pertimbangan Bulog menahan rencana investasi tersebut.

Pertama, kapasitas produksi beras di negara tersebut tidak sebesar Indonesia, Thailand, maupun Vietnam.

"Ada, tapi tidak besar. Kenapa? Karena kalau kita mau kembangkan kegiatan di luar negeri kita harus mikir economy scale," kata Bayu di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (30/8/2024).


Pertimbangan kedua yakni infrastruktur. Bayu menyebut, infrastruktur penopang proses produksi beras di Kamboja saat ini masih relatif terbatas. Seperti pelabuhan, jalan, dan listriknya masih belum cukup mumpuni.

"Beberapa sudah direncanakan akan dibangun, tapi ya sekarang belum ada," ungkapnya.

Pertimbangan ketiga, karena keterkaitan Kamboja dengan negara tetangga di sekitarnya yang sangat kuat di sektor agribisnis, khususnya dengan Vietnam. Katanya, jika akuisisi tersebut dilakukan, maka Indonesia akan berhadapan dengan persaingan kemitraan yang kuat dengan Vietnam.

Di sisi lain, Indonesia juga masih memasok beras dari Vietnam untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).

Ketiga poin inilah, menurut Bayu, yang kemudian menjadi pertimbangan Bulog untuk berinvestasi di Kamboja. Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga masih belum menemukan nilai investasi yang tepat untuk menanamkan modalnya di Kamboja.

"Itu masih belum ketemu angkanya. Kita akan terus mencoba melihat kemungkinan dari penjajakan ini," tukas Bayu.

Foto: Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam Diskusi Media di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (30/8/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam Diskusi Media di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (30/8/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Sebagai informasi, rencana penjajakan ini sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Bulog untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan beras di Kamboja guna mengamankan stok cadangan beras pemerintah (CBP). Dia menginstruksikan agar Bulog mulai upaya mengakuisisi sumber-sumber beras di Kamboja. 

"Proses bisnis yang dilakukan oleh Bulog sehingga memberikan kepastian stok cadangan beras negara kita di posisi yang aman terus. Daripada membeli, lebih baik investasi," kata Jokowi, Senin (10/6/2024) lalu.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hampir Diperdagangkan di Kamboja, Begini Cerita Remaja Thailand