Pilu! Saat Ibu Gaza Bangunkan Anaknya yang Tewas, Janji Bawa Indomie
Jakarta, CNBC Indonesia - Adegan memilukan terjadi di tengah perang Israel dan Hamas yang masih berkecambuk di Gaza. Ini terjadi kala seorang ibu warga Palestina tiba-tiba mencoba membangunkan putranya yang berusia enam tahun, yang tewas dalam sebuah serangan Israel.
Menurut saksi mata, sebagaimana diberitakan laman Turki Anadolu Agency, anak itu tewas saat pesawat pengintai Israel menargetkan warga sipil yang berkumpul di depan sekolah Manfaluti, di Deir al Balah, Gaza pada hari Rabu. Ia meregang nyawa bersama delapan warga Palestina lain.
Dalam rekaman video, ibu yang berduka itu terlihat memeluk anaknya dengan sekuat tenaga. Ia mencoba mengguncangnya dengan harapan dapat menghidupkannya kembali.
"Jood," katanya memanggil anak tersebut, sebagaimana pula dimuat RT dalam instagramnya, dikutip Jumat (30/8/2024).
"Aku bersumpah dengan nama Tuhan, aku akan membawa Indomie, anakku," ujarnya lagi seraya menangis memeluk anaknya, menyebut merek makanan kemasan, mie asal Indonesia.
Orang-orang disekitar berusaha memenangkannya. Namun ia kembali terisak dan mengeluarkan pernyataan menjanjikan Indomie ke anaknya.
"Aku berjanji kepada Tuhan, aku akan membawakan Indomie ke kamu," ujarnya lagi sambil menekan-nekan dada anaknya.
"Dengan nama Tuhan, bangunlah anakku, Anakku sayang," tambahnya.
Ibu Palestina itu kemudian duduk di tanah dan berbicara lagi dengan jasad putranya. Terdengar beberapa kali dia menyebut kata-kata "sayangku".
"Jood anakku," isaknya lagi.
"Aku akan membawakan Indomie, anakku," katanya.
"Aku bersumpah kepada tuhan akan membawakannmu Indomie," teriaknya lagi memeluk anaknya erat.
Israel terus melancarkan serangan brutalnya di Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober. Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera hingga saat ini serangan habis-habisan tanpa pandang bulu terus dilakukan.
Serangan gencar tersebut telah mengakibatkan lebih dari 40.600 kematian warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Lebih dari 93.800 orang terluka.
(sef/sef)