Internasional

Survei Terbaru Pilpres AS Trump Vs Harris, Hasilnya Bikin Kaget

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
29 August 2024 21:19
Foto Kolase Kamala Harris dan Donald Trump. (AP Photo/Stephanie Scarbrough/Gerald Herbert)
Foto: Foto Kolase Kamala Harris dan Donald Trump. (AP Photo/Stephanie Scarbrough/Gerald Herbert)

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Kamala Harris, berhasil mengungguli Donald Trump dari Partai Republik dengan perolehan suara 45% berbanding 41%. Angka ini terlihat dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dipublikasikan pada Kamis (29/8/2023).

Dalam jajak pendapat baru tersebut, yang datanya diambil dari 21-28 Agustus dan memiliki margin kesalahan 2 poin persentase, menunjukkan bahwa Harris memperoleh dukungan dari kalangan perempuan dan Hispanik.

Harris mengungguli Trump dengan perolehan suara 49% berbanding 36% atau 13 poin persentase baik di kalangan pemilih perempuan maupun pemilih Hispanik. Dalam empat jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan pada Juli, Harris unggul 9 poin di kalangan perempuan dan 6 poin di kalangan Hispanik.

Sementara Trump unggul di antara pemilih kulit putih dan pria, meskipun keunggulannya di antara pemilih tanpa gelar sarjana menyempit menjadi 7 poin dalam survei terbaru, turun dari 14 poin pada Juli.

"Kami melihat dalam jajak pendapat ini bahwa orang-orang lebih termotivasi tentang masa depan daripada masa lalu," kata Aimee Allison, pendiri She the People, sebuah kelompok liberal yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah perempuan kulit berwarna dalam jabatan terpilih, seperti dikutip Reuters.

"Mereka melihat Kamala Harris sebagai masa depan, dan Partai Republik melihat pemilihan ini hanya tentang Trump. Para pemilih lebih cenderung terlibat ketika diberi pilihan untuk 'lebih dari' mengalahkan Trump."

Di tujuh negara bagian tempat pemilihan umum 2020 berlangsung ketat, Trump unggul 45% hingga 43% atas Harris di antara pemilih terdaftar dalam jajak pendapat tersebut. Ketujuh negara bagian tersebut adalah Wisconsin, Pennsylvania, Georgia, Arizona, North Carolina, Michigan, dan Nevada.

Sekitar 73% pemilih terdaftar Demokrat dalam jajak pendapat tersebut mengatakan bahwa mereka lebih bersemangat untuk memberikan suara pada November setelah Harris menjadi capres.

Sementara jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Maret menemukan bahwa 61% responden yang bermaksud memilih Joe Biden melakukannya terutama untuk menghentikan Trump, 52% pemilih Harris dalam jajak pendapat Agustus memilih untuk mendukungnya sebagai kandidat daripada menentang Trump.

Namun, para pemilih Trump juga menyuarakan antusiasme tentang kandidat mereka, dengan 64% mengatakan pilihan mereka lebih termotivasi untuk mendukung Trump daripada menentang Harris.

Para pemilih memilih Trump sebagai orang yang memiliki pendekatan yang lebih baik untuk mengelola ekonomi AS, 45% berbanding 36%, margin yang lebih lebar daripada yang dimiliki Trump dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos lainnya minggu ini.

Sebaliknya, Harris memiliki keunggulan 47% berbanding 31% dalam kebijakan aborsi. Isu ini menonjol bagi Demokrat setelah Mahkamah Agung AS yang konservatif pada tahun 2022 mencabut hak nasional perempuan untuk melakukan aborsi.

Trump menominasikan tiga hakim konservatif ke pengadilan tersebut selama masa jabatan kepresidenannya tahun 2017-2021. Sekitar 41% pemilih dalam jajak pendapat tersebut, dan 70% dari Demokrat, mengatakan mereka khawatir presiden berikutnya mungkin menandatangani larangan nasional terhadap aborsi.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pilpres AS Panas! Kamala Bisa Kalahkan Trump-Didukung Orang Penting

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular