Internasional

Awas Perang Baru Meletus, China VS Kanada

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 29/08/2024 08:00 WIB
Foto: Foto Kolase Presiden China, Xi Jinping dan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. (AP Photo/)

Jakarta, CNBC Indonesia - Media corong pemerintah China, Global Times, melontarkan kritik keras kepada Kanada. Hal ini dilakukan setelah Negeri Mapple itu menjatuhkan tarif 100% kepada mobil listrik yang diimpor dari Negeri Tirai Bambu.

Dalam sebuah kolom, Global Times menyebut Kanada telah "menembak kakinya sendiri" dengan mengikuti kebijakan proteksionis Amerika Serikat (AS). Media itu menyoroti bagaimana Ottawa mengambil kebijakan ini setelah sebuah pertemuan antara Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau.


"Negara ini disandera oleh kebijakan tidak sehat Amerika (yang) hanya akan menciptakan lebih banyak hambatan bagi sirkulasi pasar bebas, yang mengarah pada dampak negatif yang lebih dalam dan guncangan yang tidak terduga pada ekonomi domestik," ucap editor Global Times, dikutip Kamis (29/8/2024).

Pemerintah China dan media pemerintahnya berjalan beriringan dalam hal pemikiran dan politik, tetapi secara umum Partai Komunis yang berkuasa cukup berhati-hati dalam hal pesan dalam pernyataan resmi. Medianya, di sisi lain, mengambil langkah yang jauh lebih keras.

Pada hari Senin, Kanada mengumumkan akan mengenakan tarif impor 100% untuk kendaraan listrik buatan China, yang berlaku mulai 1 Oktober. Langkah tersebut dilakukan setelah dua sekutu Ottawa, AS dan Uni Eropa, mengenakan pajak pada China karena kekhawatiran terkait subsidi yang tidak adil.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Kementerian Perdagangan China menyebut langkah pemerintah Kanada tersebut sebagai tindakan proteksionisme perdagangan yang umum.

"China sangat tidak puas dan dengan tegas menentang hal ini. Kanada "secara terang-terangan melanggar aturan WTO dan secara membabi buta mengikuti negara-negara tertentu lainnya," kata seorang juru bicara kementerian dalam pernyataan tersebut.

"Langkah tersebut akan mengganggu stabilitas rantai industri dan pasokan global, merusak sistem ekonomi global dan aturan ekonomi dan perdagangan, berdampak buruk pada hubungan ekonomi dan perdagangan China-Kanada," tambahnya.

Di hari yang sama, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mendesak Kanada untuk 'segera memperbaiki kesalahannya'. dan tidak mempolitisasi masalah ekonomi dan perdagangan.

"Beijing siap mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk membela hak dan kepentingan perusahaan China," imbuh Lin.

Mantan Duta Besar Kanada untuk China, Guy Saint-Jacques, mengatakan walau kendaraan listrik China yang masuk ke Kanada hanyalah mobil merek AS, Tesla, yang dibuat di Shanghai, ia menyebut Ottawa perlu mengantisipasi pembalasan dari China yang keras. Ini dapat terjadi di industri seperti Jelly dan daging Babi.

"China ingin mengirim pesan," tambahnya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemenkeu Bebaskan Bea Masuk & Pajak 1.800 Barang Jemaah Haji