Kejar Target Produksi Minyak 605.000 Barel di 2025, Ini Strategi ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah fokus mendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Khususnya minyak, karena beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan produksi secara alamiah.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto mengatakan, guna merealisasikan target produksi terangkut (lifting) migas pada 2025 mendatang tercapai, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah strategi. Salah satunya yaitu melalui program reaktivasi sumur minyak yang saat ini tidak aktif atau idle.
Ariana membeberkan, terkait dengan strategi reaktivasi sumur dan lapangan idle, pihaknya telah melakukan pembahasan teknis dengan SKK Migas maupun Pertamina. Adapun, lapangan atau sumur yang tadinya idle akan menjadi prioritas untuk dikerjakan sendiri, atau dikerjasamakan dengan mitra.
"Dalam hal kerja sama dengan mitra, pemerintah akan mendukung Pertamina agar ketentuan dalam kerja sama antara Pertamina dengan mitra menjadi lebih menarik dan bisa dieksekusi lebih cepat, sehingga tambahan produksi bisa segera didapat," kata Ariana, Rabu (28/08/2024).
Kemudian strategi kedua yakni mendorong intervensi teknologi. Aria mengungkapkan bahwa perusahaan migas asal China yakni Sinopec akan masuk ke lima lapangan Pertamina dengan teknologi peningkatan produksi.
"Hari ini, tim teknis dari ESDM, SKK Migas dan Pertamina sedang di China untuk evaluasi teknis penerapan teknologi tersebut di lapangan di China. Selanjutnya, awal September Tim teknis Sinopec akan ke Indonesia untuk penjajakan teknologi tersebut ke 5 lapangan Pertamina," kata dia.
Ketiga, mendorong proyek minyak baru untuk segera berproduksi. Ariana memastikan peningkatan produksi dari proyek baru maupun dari KKKS besar, akan dikawal dan didukung penuh.
"Beberapa kebijakan baru saja terbit seperti Permen ESDM Nomor 13/2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Migas Gross Split yang baru, tentu akan dorong iklim investasi migas lebih positif. Juga fleksibilitas Gross Split ke Cost Recovery di mana beberapa blok migas sedang berproses," ujarnya.
Kementerian ESDM juga sudah menyiapkan Kepmen ESDM 199/2021 terkait insentif hulu migas yang dapat memperbaiki keekonomian kontraktor agar lebih optimal.
Selain itu, ia menilai bahwa lelang blok migas baru untuk saat ini juga jauh lebih menarik. Dimana, bagi hasil migas untuk kontraktor bisa mencapai 50%.
"Dahulu hanya 15-30% saja. Pemerintah terus bergerak dan lebih terbuka untuk upaya optimalisasi produksi dan iklim investasi lebih menarik," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, Komisi VII DPR RI bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyepakati asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran (TA) 2025. Salah satunya terkait lifting minyak.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurahman memaparkan bahwa lifting minyak dan gas bumi pada RAPBN 2025 disepakati sebesar 1.610 ribu barel setara minyak per hari (barrels oil equivalent per day/ BOEPD).
Angka tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 605 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas bumi sebesar 1.005 ribu BOEPD. Angka lifting minyak mengalami kenaikan dibandingkan usulan sebelumnya yang dipatok sebesar 600 ribu bph.
"Karena ada narasi besar kita hanya ingin menambahkan jadi kita bentuk lain dari optimisme yang ingin komisi VII sampaikan dari sisi lifting minyak yang tadinya disetujui 600 ribu bph kita berharap dalam rapat ini ada optimisme di angka 605 ribu bph," kata Maman dalam kesimpulan Rapat Kerja bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Selasa (27/8/2024).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Minyak RI Makin Tak Tertolong, Ini Bukti Terbarunya