Bahlil Punya Firasat, Produksi Minyak RI Takkan Sampai 600 Ribu Barel

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
26 August 2024 19:15
Rapat Komisi VII DPR RI raker dengan Menteri ESDM RI. (Tangkapan layar youtube)
Foto: Rapat Komisi VII DPR RI raker dengan Menteri ESDM RI. (Tangkapan layar youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pesimistis target produksi siap jual (lifting) minyak pada tahun 2024 ini bisa tercapai. Dia pun memperkirakan lifting minyak pada tahun ini masih di bawah 600 ribu barel per hari (bph). Padahal, target yang ditetapkan dalam APBN 2024 yakni sebesar 635 ribu bph.

Semula, Bahlil mengungkapkan, apabila menengok beberapa puluh tahun sebelumnya, pendapatan negara berasal dari lifting minyak. Bahkan, Indonesia sempat masuk ke dalam Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Menurut dia, ketika bergabung sebagai anggota OPEC, produksi minyak Indonesia cukup besar, yakni sekitar 1,6 juta bph, konsumsinya hanya sekitar 700 ribu bph. Sementara konsumsi minyak saat ini telah mencapai 1,5-1,6 juta bph.

"Feeling saya di tahun 2024, 600 ribu gak tercapai maksimal kita 580 ribu. Yang menjadi ironi adalah apakah penurunan lifting kita menyerah, kita menyerah kalau cadangan sudah tidak ada. Kalau ada, kenapa gak dinaikkan, itu problemnya," kata Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (26/8/2024).

Bahlil lantas menjabarkan, dari total lifting minyak nasional, Pertamina menjadi kontributor minyak mentah terbesar di Indonesia dengan persentase 65%. Disusul ExxonMobil 25%, dan 10% oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya.

"Jadi dikuasai oleh Pertamina dan ExxonMobil," kata Bahlil.

Bahlil lantas menyoroti mengenai pemanfaatan sejumlah sumur minyak yang selama ini dinilai masih kurang optimal. Sebab, dari total 44 ribu sumur minyak yang ada, setidaknya hanya 16.300 sumur yang produksi.

Selain itu, ia juga mencatat bahwa terdapat 16.250 sumur yang masuk pada kriteria idle well atau sumur minyak yang saat ini tidak aktif. Padahal, dengan mengoptimalkan kembali sumur yang ada, Indonesia dapat meningkatkan produksi minyak.

Oleh sebab itu, ia pun berencana menawarkan pengelolaan sumur idle kepada para investor. Baik itu investor dari dalam negeri maupun luar negeri. Mengingat potensinya masih cukup besar.

"Ada kurang lebih 5 ribu sumur yang bisa dioptimalkan. Ini gak dilakukan kita bikin lagi seperti mazhab IUP ini kan punya negara pengelolaan ke KKKS yang atau BUMN. Mendingan kita buka untuk swasta nasional atau swasta asing yang mengelola sumur ini dengan target pendapatan negara. Target pendapatan negara kita 600 ribu barel sama dengan US$ 12 miliar," kata Bahlil.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dalam 2 Bulan Produksi Minyak RI Nanjak Lagi, Tembus 600.000 Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular