Internasional

Maaf, Proyek Energi Hijau Malah Bawa 'Kiamat' bagi Warga di Sini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 26/08/2024 15:00 WIB
Foto: Ilustrasi (Photo by Appolinary Kalashnikova on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - India masih terus menggenjot pembangunan sumber-sumber energi baru dan terbarukan. Namun pembangunan ini telah mendapatkan penolakan dari sejumlah warga di Negeri Hindustan itu.

Mengutip AFP, India mengalami kerusakan yang semakin parah akibat gelombang panas, banjir, dan kekeringan yang disebabkan meningkatnya suhu global. Hal ini membuat Delhi mengambil langkah untuk membangun sejumlah pembangkit rendah emisi seperti pembangkit surya hingga nuklir.


Namun, mereka yang tinggal di daerah yang digunakan untuk produksi energi terbarukan mengatakan kebutuhan mereka telah dikorbankan. Salah satunya di Negara Bagian Rajasthan, di mana warga mengaku kehilangan lahan penggembalaan dan "kerusakan pada hutan suci" yang disebut Orans.

"Para petani menanggung akibatnya. Tanah mereka diambil alih," ujar seorang warga bernama Jitendra Kumar, Senin (26/8/2024).

Kincir angin menempati tanah yang seharusnya digunakan untuk penggembalaan ternak," tambahnya.



India sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas listrik non-bahan bakar fosil menjadi 500 GW pada tahun 2030 dan berkomitmen untuk mencapai ekonomi tanpa emisi bersih pada tahun 2070.

Pembangkit energi terbarukan sedang dibangun dengan kecepatan yang sangat tinggi, meningkat dari 76 GW menjadi 203 GW dalam dekade terakhir.

Menurut angka pemerintah, sekitar seperempatnya berasal dari angin. Namun, untuk mencapai target energi terbarukan sebesar 500 GW dibutuhkan perluasan dalam skala besar.

Menurut data pemerintah, Rajasthan merupakan salah satu wilayah yang saat ini mampu menyediakan lima gigawatt (GW) tenaga angin ke jaringan listrik. Banyak turbin dimiliki oleh konglomerat India, termasuk Adani Group dan Suzlon, dan ditanam di wilayah Jaisalmer.

Perusahaan-perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka mendukung upaya nasional India untuk beralih ke energi terbarukan. Mereka juga mengklain telah mendukung masyarakat yang terdampak oleh pembangunan tersebut.

"Kami menyediakan pembangunan berkelanjutan bagi desa-desa di sekitar ladang anginnya, termasuk proyek-proyek kesehatan, pendidikan, dan dukungan ternak," kata Suzlon.

"Kami sangat berkomitmen kepada masyarakat, mendukung sekolah-sekolah dan program air bersih," timpal Adani.

Selain menghilangkan mata pencaharian warga daerah setempat, distrik Jaisalmer sering mengalami pemadaman listrik.Terkadang ini terjadi selama berhari-hari.

Para warga mengaku listrik hanya disalurkan untuk memenuhi permintaan di pusat-pusat industri dan kota-kota besar.

"Kami menjalani hidup dalam kegelapan. Kami hanya memiliki listrik selama dua jam sehari. Kami sangat membutuhkan cahaya," ucap aktivis lingkungan setempat Sumer Singh Bhati.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasokan Terbatas, Permintaan Sapi Hidup Kian Meningkat