PLTU Disuntik Mati, 2 Jenis Pembangkit Ini Jadi Andalan Penggantinya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
21 August 2024 16:00
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tanggamus 110 MW di Ulubelu, Lampung. Dok PLN
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tanggamus 110 MW di Ulubelu, Lampung. Dok PLN

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa ada dua jenis pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk bisa menggantikan 'tulang punggung' energi Indonesia yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, pemerintah tengah mengembangkan sumber energi lain yang bisa diandalkan untuk menggantikan PLTU, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Walaupun memang, dia mengakui potensi kedua jenis pembangkit tersebut belum bisa secara total menggantikan peran PLTU batu bara di Indonesia.

"Saya waktu itu udah identifikasi geothermal sama hydro itu potensinya cuman 30, 20, 40, kecil kecil dan scattered (terpecah). Kalau kita mau hydro power di Jawa, itu harus membangun dari sekarang perlu 7 tahun, 12 tahun loh untuk bangun PLTA," ucap Eniya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Namun, untuk bisa menggantikan peran batu bara dalam memasok energi dalam negeri, Eniya menilai perlu percepatan pembangunan infrastruktur berupa transmisi dari Jawa ke Sumatera.

"(Pembangunan transmisi) tadinya 2028, tapi harus terjadi 2026, lebih maju. Jadi transmisi dari Sumatera ke Jawa harus ada, itu duluan dan harus selesai sebelum 2028," tambahnya.

Seperti diketahui, Indonesia tengah mendorong tercapainya target netral emisi karbon atau Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang. Salah satu program yang dilakukan untuk bisa mencapai target tersebut dengan memensiunkan dini PLTU batu bara dan tidak ada lagi pembangunan PLTU baru di dalam negeri.

PLTU batu bara sendiri dinilai menjadi penyumbang emisi karbon terbesar seiring dengan emisi karbon dari sektor transportasi. Dengan begitu, untuk bisa menggantikan peran batu bara di dalam negeri, pemerintah mendorong peran energi bersih dari Energi Baru Terbarukan (EBT) bisa diperbanyak di Indonesia.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pembangkit Sumatera Jadi Andalan Ketika PLTU di Jawa Disuntik Mati

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular