
Bak Pandemi, Potret Penyakit Cacar Monyet Mpox Mengganas di Negara ini
Kasus dan kematian akibat mpox atau cacar monyet di Republik Demokratik Kongo terus meningkat, dari 16.000 menjadi 16.700 kasus.

Seorang petugas kesehatan berjalan melewati pusat perawatan mpox di Munigi, Kongo timur, Senin, (19/8/2024). Kasus dan kematian akibat mpox di Republik Demokratik Kongo terus meningkat, sementara negara ini menunggu vaksin dari AS dan Jepang. Dalam beberapa hari, jumlah kasus naik dari 16.000 menjadi 16.700, dan kematian dari 548 menjadi lebih dari 570. (AP Photo/Moses Sawasawa)

WHO menyerukan peningkatan vaksinasi melawan varian mpox yang lebih mematikan. WHO pada Rabu lalu mengumumkan lonjakan mpox di Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Wabah telah dilaporkan di Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda sejak Juli. Sebuah kasus varian baru juga terdeteksi di Swedia. (AP Photo/Moses Sawasawa)

Amerika Serikat telah menjanjikan 50.000 dosis vaksin untuk Kongo, sementara Jepang setuju mengirimkan 3,5 juta dosis vaksin khusus anak-anak pada Senin. Menurut sumber medis anonim, Kongo berencana memvaksinasi 4 juta orang, termasuk 3,5 juta anak-anak. (AP Photo/Moses Sawasawa)

Menteri Kesehatan Kamba berharap vaksin tiba minggu depan dan menegaskan bahwa vaksin adalah solusi untuk masalah ini, seraya mengimbau masyarakat segera divaksin. (AP Photo/Moses Sawasawa)

Kamba menyebutkan bahwa mpox kini semakin banyak menyerang kaum muda di Kongo, termasuk banyak anak-anak di bawah usia 15 tahun. Sejak awal tahun ini, sebanyak 18.737 kasus mpox yang dicurigai atau dikonfirmasi telah dilaporkan di Afrika, termasuk 1.200 kasus dalam satu minggu terakhir, menurut badan kesehatan Uni Afrika. (AP Photo/Moses Sawasawa)

Virus mpox, sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, pertama kali ditemukan pada monyet di Denmark pada 1958 dan pada manusia di Kongo pada 1970. Mpox ditularkan dari hewan ke manusia dan juga dapat menyebar antar manusia melalui kontak fisik erat, menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit besar. (AP Photo/Moses Sawasawa)