Sri Mulyani Lapor ke DPR, Pertanggungjawabkan APBN 2023

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Selasa, 20/08/2024 12:16 WIB
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia-Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan capaian cemerlang kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023. Sri Mulyani mengatakan pada tahun itu banyak mencatatkan rekor.

Sri Mulyani mengatakan tema kebijakan fiskal pada 2023 adalah peningkatan produktivitas untuk ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan upaya pemerintah, DPR dan seluruh masyarakat Indonesia, kata dia, kinerja APBN 2023 terus membaik.

"Hal ini ditunjukan dengan kenaikan revenue ratio yang meningkat dan keseimbangan primer yang mencapai positif, serta defisit APBN yang terkendali dan rasio utang terhadap GDP yang menurun," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR tentang Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi atas RUU Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN 2023, Selasa, (20/8/2024).


Sri Mulyani berkata Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) mencatatkan prestasi yang cukup menonjol. Dia melanjutkan keseimbang primer mencatatkan angka positif sejak 2012. Selain itu, surplus laporan operasional juga terjadi pertama kali sejak 2015, berkat penerapan basis accounting accrual.

"Kenaikan ekuitas pemerintah tanpa melalui revaluasi juga pertama kali terjadi sejak tahun 2015," kata dia.

Sri Mulyani mengatakan pada 2023 pengelolaan transaksi APBN juga membaik. Sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA), kata dia, mencapai nilai terendah yaitu Rp 19 triliun. Ini merupakan SILPA terendah sejak 2008.

"Dan untuk pertama kali transaksi antar entitas bernilai nihil. Ini menunjukan semakin baiknya pemerintah dalam mengelola APBN dan cashflow sehingga semua transaksi terkonsolidasi dan diidentifikasi dengan baik," ujarnya.

"Berbagai kebijakan yang ditempuh dan pengelolaan APBN yang sehat, ditopang dan mendukung perekonomian Indonesia yang berdaya tahan atau resilience untuk menghadapi tantangan dan guncangan yang terjadi," kata dia.


(rsa/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani Wanti-Wanti Beban Pensiun Rp976 Triliun