Singgung Impor Pangan, Bamsoet Beberkan 5 Tantangan Ancam Pertanian RI

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
16 August 2024 10:14
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Bambang Soesatyo dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Tangkapan Layar Youtube DPR RI)
Foto: Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Bambang Soesatyo dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Tangkapan Layar Youtube DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membeberkan 5 tantangan yang mengancam sektor pertanian ke depan, termasuk perubahan iklim. Hal itu disampaikan saat pidato membuka Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2024 dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2024 yang digelar hari ini, Jumat (16/8/2024). 

Dia juga menyoroti impor pangan yang masih menopang prinsip kedaulatan pangan Indonesia.

Membuka sidang tahunan, Bambang mengatakan, memasuki usia kemerdekaan Indonesia yang ke-79, tantangan semakin banyak dan harus disikapi bersama. Untuk itu, ujarnya, keadilan sosial sebagai nilai fundamental Pancasila harus melandasi semua kebijakan dan perilaku penyelenggara negara, baik dalam bidang politik, ekonomi, hukum, maupun keamanan dan sosial-budaya.

Di sisi lain, dia mengakui, pemerataan dan keadilan belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh semua elemen masyarakat Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke.

"Sayup-sayup masih kita dengarkan, aspirasi rakyat yang menyuarakan kerinduan akan kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan. Mereka mendambakan sebuah negara yang tidak hanya berkembang dari segi ekonomi, tetapi juga dalam aspek moralitas dan integritas," kata Bambang.

Rakyat, lanjutnya, mengharapkan agar Pemerintah dapat menghadirkan kebijakan yang memperhatikan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Termasuk mereka yang berada di garis depan perjuangan melawan kemiskinan dan ketidak-adilan.

"Rakyat mendambakan sistem hukum dan pemerintahan yang benar-benar adil, inklusif, dimana setiap individu, kelompok dan golongan, mendapatkan kesetaraan hak dan kewajiban, tanpa diskriminasi," sebutnya.

"Meningkatnya populasi penduduk dunia khususnya di Indonesia, akan membutuhkan daya dukung bahan pangan yang lebih besar," ucap Bambang.

Di saat bersamaan, kata Bambang, sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan, justru menghadapi beragam tekanan.

"Mulai dari makin sempitnya lahan pertanian, stagnasi produksi, meningkatnya frekuensi hama dan penyakit tumbuhan, makin mahalnya biaya produksi, serta ancaman perubahan iklim," kata Bambang.

Karena itu, ujarnya, untuk menghindari risiko krisis pangan di masa yang akan datang, perlu menyiapkan strategi besar.

"Untuk menciptakan kedaulatan pangan Indonesia, bukan sekedar ketahanan pangan, yang acapkali mengandalkan impor bahan-bahan pangan dari luar negeri," tegas Bambang.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parah! Malapetaka Perubahan Iklim Bikin Dunia Rugi Rp616,29 Kuadriliun

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular