Warning! Jika Gak Bergerak, Produksi Migas RI Terancam Habis 2032
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan produksi minyak gas di dalam negeri khususnya di Kalimantan Timur akan mengalami penurunan pada tahun 2032 hingga tahun 3035 mendatang.
Hal itu bisa terjadi jika PT Pertamina (Persero) khususnya melalui PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) tidak melakukan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan gas baru di sana.
Menurut Arifin, produksi gas oleh Pertamina di Kalimantan Timur terus menurun. Nah, jika tidak ada eksplorasi gas baru oleh Pertamina, maka produksi gas Pertamina di Kalimantan Timur akan kosong pada tahun 2032-2035 mendatang.
"Iya, sekarang kan lapangannya (Pertamina) turun produksinya. Jadi memang harus ada upaya eksplorasi baru. Kalau nggak dilakukan itu 2032-2035, (produksi gas) nol," beber Arifin saat ditemui di Kilang Gas Bontang Badak NGL, Kalimantan Timur, dikutip Kamis (14/8/2024).
Asal tahu saja, PHI sendiri menjadi salah satu pemasok gas di Kalimantan Timur untuk diolah di Kilang Gas Bontang Badak NGL, Kalimantan Timur. Namun, produksi gas PHM dari wilayah kerja Mahakam di Kalimantan Timur terpantau terus menurun mulai tahun 2031 hingga tahun 2035.
Untuk mengimbangi produksi gas agar tidak terus menurun, raksasa migas asal Italia yakni ENI berencana untuk memproduksikan gas dari Sumur Wilayah Kerja North Ganal sumur Geng North-1, Kalimantan Timur yang ditaksir akan mencapai 1.200 mmscfd untuk diolah di Kilang Gas Bontang, Kalimantan Timur.
Untuk itu, Arifin mengungkapkan kapasitas produksi di Kilang Bontang harus ditingkatkan, salah satunya dengan me-reaktivasi 1 train yang ada di kilang gas tersebut.
"Sekarang dua (train) jalan, satu (train) standby (yaitu train) E. Kemudian (train) F-nya kita jalanin. Karena kan tambahan produksinya banyak. Bisa 1.200 mmscfd (dari Geng North) lagi nanti kalau sudah jadi (produksi)," jelasnya.
Dengan begitu, Arifin mengungkapkan produksi LPG dari gas yang dialirkan Sumur Geng North-1 dan diolah Kilang Gas Bontang diklaim akan mengurangi jumlah impor LPG di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Arifin mengungkapkan hal itu bisa mengurangi jumlah impor LPG di Indonesia mencapai Rp 3,43 triliun.
"Iya dong (mengurangi impor LPG). Makanya, masa mau impor lagi?. (Potensi mengurangi impor LPG) kaliin saja 400 ribu (ton) kaliin US$ 550 (harga LPG per ton)," tandasnya.
(pgr/pgr)