
Kronologi-Tujuan Ukraina Invasi Rusia, Putin Siapkan Pembalasan

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Rusia dan Ukraina terus menerus memanas. Kali ini, Ukraina berhasil masuk ke wilayah Rusia yang bukan berada dalam medan peperangan antara kedua negara, tepatnya di daerah Kursk.
Serangan Ukraina ini digadang-gadang dapat merubah dinamika di medan perang. Lalu, bagaimana fakta, kronologi, serta prediksi setelah serangan dan invasi ini terjadi?
Berikut ulasannya mengutip berbagai sumber.
1. Kronologi
Pasukan Ukraina melancarkan serangan Kursk pada 6 Agustus, mengejutkan Moskow. Pertempuran sedang berlangsung antara pasukan Kyiv dan Moskow di wilayah tersebut.
"Kami melihat operasi Ukraina perlahan meluas ke Belgorod yang berdekatan," kata Alex Gatopoulos, editor pertahanan Al Jazeera.
"Tentara Ukraina telah merebut beberapa desa perbatasan di Belgorod. Rusia telah memerintahkan 11 ribu warga Belgorod untuk dievakuasi."
Ukraina diketahui menggempur desa-desa milik Rusia yang terletak dalam radius 20 km dari perbatasan dengan negara itu. Kyiv bahkan telah menguasai wilayah Sudzha dan Korenovo, yang terletak 8 km dari perbatasan.
"Ukraina kini menguasai 74 permukiman di Kursk," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dikutip BBC, Rabu (14/8/2024).
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan saat ini pasukan Ukraina berada sekitar 30 km (18,6 mil) di dalam wilayah Rusia. Kantor berita AFP mengutip seorang pejabat Ukraina yang mengatakan bahwa ribuan tentara Ukraina berada di Kursk.
2. Alasan Serangan
Seorang pensiunan pilot pesawat tempur dan analis militer, Sean Bell, menyebutkan serangan ini dimaksudkan untuk mengambil celah demi menekan Moskow. Diketahui, Ukraina saat ini mulai kewalahan menghadapi pasukan Negeri Beruang Putih di wilayah Donbass.
"Kedua, langkah Ukraina menunjukkan bahwa Rusia tidak mengendalikan perang ini sendirian. Jelas, Ukraina mengambil kendali di sini," kata Bell.
Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, menyatakan bahwa 'penyebab utama dari setiap eskalasi', termasuk di Kursk, adalah 'agresi tak terbantahkan' dari pihak Rusia yang percaya dapat menyerang Ukraina tanpa impunitas.
"Perang adalah perang, dengan aturan-aturannya sendiri, di mana agresor akan menuai hasil yang setimpal," kata Podolyak, dilansir The Guardian.
Meski begitu, dalam kesempatan berbeda, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak tertarik untuk "mengambil alih wilayah" di kawasan tersebut. Namun langkah ini akan dilanjutkan sampai Rusia setuju untuk "perdamaian yang adil"
3. Reaksi Rusia
Atas keadaan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan militernya untuk mengusir pasukan Ukraina yang telah memasuki wilayah Rusia. Sejauh ini, Moskow juga telah mengevakuasi 120 ribu warga dari daerah-daerah yang dekat dengan wilayah kekuasaan pasukan Ukraina.
"Salah satu tujuan musuh yang jelas adalah untuk menabur perselisihan, pertikaian, mengintimidasi orang, menghancurkan persatuan dan kohesi masyarakat Rusia," kata Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan pejabat pemerintah.
"Tugas utama, tentu saja, bagi Kementerian Pertahanan adalah untuk mengusir musuh dari wilayah kita."
Selain di Kursk, otoritas berwenang di Belgorod juga mengatakan pihaknya sedang berupaya untuk mengevakuasi distrik Krasnoyaruzhsky. Diketahui bahwa Belgorod, sama seperti Kursk, adalah wilayah yang berbatasan dengan Ukraina Utara.
"Tampaknya, musuh berusaha keras untuk meningkatkan posisi negosiasinya di masa mendatang. Tetapi negosiasi macam apa yang bisa kita bicarakan dengan orang-orang yang menyerang warga sipil tanpa pandang bulu, infrastruktur sipil?" jelas Putin.
"Musuh akan menerima balasan yang setimpal. Telah terjadi peningkatan jumlah orang yang mendaftar untuk bertempur," tegas Putin.
4. Respons Amerika Serikat (AS)
AS, selaku penyokong nomor satu Ukraina dalam perang dengan Rusia, mengatakan tidak terlibat dalam aspek apa pun dari perencanaan atau persiapan untuk serangan Ukraina ke Rusia. Washington menyebut hanya akan terlibat dalam pertahanan Ukraina saja dan bukan aksi ofensif.
"Peran kami adalah mendukung Ukraina dalam mempertahankan diri, terutama dalam hal mempertahankan diri dari serangan atau operasi yang mungkin terjadi di seberang perbatasan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Vedant Patel.
"Kami akan tetap fokus untuk memastikan bahwa mitra Ukraina kami memiliki apa yang mereka butuhkan untuk melakukan itu."
5. Ramalan Masa Depan Perang
Analis militer Bell mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan itu dapat mengubah arah perang. Menurutnya, daya tawar Ukraina untuk perdamaian juga dapat diciptakan dari serangan ini.
"Serangan Ukraina memaksa Rusia untuk menarik pasukan dari garis depan, tempat mereka telah maju ke Donetsk Ukraina, dan menempatkan mereka di Kursk, mengurangi tekanan dari garis depan untuk Ukraina," Bell menambahkan.
Wartawan Al Jazeera Gatopoulos juga yakin dengan strategi daya tawar yang dipaparkan Bell. Namun ia mengatakan Kyiv butuh lebih banyak yang perlu dilakukan dalam mempertahankan wilayah itu.
"Untuk mempertahankan posisinya saat ini di Kursk, Ukraina harus mengirim lebih banyak pasukan, tank, dan sumber daya. Jika misi Ukraina gagal, itu akan menjadi pukulan moral daripada dorongan moral bagi Kyiv," kata Gatopoulos.
6. Belarusia Kirim Pasukan
Belarusia mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan mengirim pasukannya ke perbatasan dengan Ukraina. Negara sekutu Rusia itu beralasan Ukraina telah melanggar wilayah udara Belarusia selama penyerbuan Kursk.
Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan pasukan pertahanan udara Belarusia menghancurkan ribuan target Ukraina yang terbang di atas Mogilev di Belarus timur.
"Pelanggaran Ukraina terhadap wilayah udara Belarus merupakan indikasi provokasi dan siap untuk tindakan balasan," timpal Menteri Pertahanan Belarusia, Viktor Khrenin.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ukraina 'Invasi' Balik Rusia: Kuasai Desa-Bom Pangkalan Militer
