
11 Update Perang Arab! Tanda Baru Iran-Israel, PD3 & Perang Nuklir

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi Timur Tengah semakin tegang. Hal ini akibat kemungkinan pecah perang besar antara Israel melawan Iran dan proksinya.
Peningkatan eskalasi dikhawatirkan membawa risiko geopolitik ke seluruh kawasan. Meski sejumlah negara mencoba menjadi mediator untuk menekan konflik, tapi pernyataan keras dan provokatif muncul dari sejumlah negara dan kelompok yang terlibat.
Berikut sejumlah update dirangkum CNBC Indonesia, Selasa (13/8/2024).
Iran Tolak Seruan Hentikan Ancaman ke Israel
Iran menolak seruan Barat untuk menghentikan ancaman balas dendamnya ke Israel. Ini terkait pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran akhir bulan lalu, yang didalangi badan intelijen Israel, Mossad.
"Deklarasi oleh Prancis, Jerman, dan Inggris, yang tidak mengemukakan keberatan terhadap kejahatan internasional rezim Zionis, secara terang-terangan meminta Iran untuk tidak mengambil tindakan pencegahan terhadap rezim yang telah melanggar kedaulatan dan integritas teritorialnya," kata juru bicara kementerian luar negeri Nasser Kanani dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Selasa (13/8/2024).
"Permintaan seperti itu tidak memiliki logika politik, bertentangan dengan prinsip dan aturan hukum internasional, dan merupakan dukungan publik dan praktis untuk Israel," tambahnya.
Presiden Iran: Balas Dendam ke Israel adalah Hak
Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkia mengatakan Teheran menganggap pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh sebagai "hak". Ini juga menjadi cara mencegah agresi di masa mendatang.
Hal ini terungkap dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer. Diamnya Barat, bahkan tegas Pezeshkia adalah kejahatan yang tidak manusiawi.
"Hak bangsa-bangsa dan solusi untuk menghentikan kejahatan dan agresi," katanya dimuat The Guardian.
"Kejahatan tidak manusiawi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza dan serangan Israel di tempat lain di Timur Tengah adalah tidak bertanggung jawab dan mendorong Israel untuk membahayakan keamanan regional dan global," jelasnya.
AS: Serangan Iran ke Israel Bisa Terjadi Pekan Ini
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) kembali memberikan laporan tentang serangan Iran ke Israel. Gedung Putig menyebut Iran atau proksinya akan melakukan pembalasan dendam minggu ini.
"Kita harus bersiap menghadapi apa yang bisa menjadi serangkaian serangan yang signifikan," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.
"Itulah sebabnya kita telah meningkatkan postur dan kemampuan pasukan kita di kawasan itu bahkan hanya dalam beberapa hari terakhir," katanya.
Pada hari Minggu, AS mengumumkan telah memerintahkan pengerahan USS Georgia ke Timur Tengah. Ini merupakan kapal selam bertenaga nuklir dengan rudal berpemandu.
Laut Merah Membara Lagi
Laut Merah membara lagi. Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) kini mengeluarkan peringatan ke kapal-kapal.
Setidaknya ada dua kali insiden menyerang kapal-kapal yang lewat Selasa (13/8/2024). Ledakan pertama menyerang sebuah kapal yang terletak 63 mil laut (116 kilometer (km)), barat daya kota pelabuhan Hodeidah, Yaman, sementara ledakan kedua menyerang sebuah kapal yang berlayar 97 mil laut Hodeidah.
"Baik awak maupun kapal tidak terluka dalam ledakan," kata UKMTO dimuat Al-Jazeera.
"Nakhoda kapal dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan ke pelabuhan persinggahan berikutnya," tambahnya.
Pejuang Houthi di Yaman diyakini sebagai pelaku serangan. Dilaporkan bagaimana kelompok itu telah berbulan-bulan menganggu pengiriman di sepanjang Laut Merah dan Teluk Aden.
"Mereka mengatakan (kapal-kapal) yang diserang memiliki hubungan dengan Israel dan pelabuhannya," tambah laman itu.
Mengutip Reuters dan Associated Press (AP) serangan ini merupakan yang pertama sejak 3 Agustus. Kala itu sebuah kapal terkena serangan rudal.
Kelompok Houthi sendiri tengah mempertimbangkan kemungkinan serangan balasan terhadap Israel atas pembunuhan pejabat Hamas Ismail Haniyeh pada bulan Juli. Sebelumnya Houthi mengaku menyerang kapal-kapal sebagai bentuk protes atas serangan Israel ke Jalur Gaza.
Dari data laman Al-Arabiya, kelompok Houthi telah menargetkan lebih dari 70 kapal dengan rudal dan pesawat nirawak. Setidaknya empat pelaut tewas sejak September.
Karena serangan Houthi, kini biaya logistik menjadi lebih mahal. Kapal-kapal harus memutar ke Ujung Harapan Afrika, dan tak bisa melewati Terusan Suez yang lebih singkat.
Sayap Kanan Israel Kepung Masjid Al-Aqsa
Pengepungan dilakukan aktivis sayap kanan Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Selasa. Bahkan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir juga ikut serta.
Ben-Gvir kini bahkan memberikan pidato kepada sesama peserta pawai di kompleks tersebut, memberi tahu mereka bahwa mereka telah membuat "kemajuan signifikan" dalam memperoleh "kedaulatan" atas situs tersebut. Padahal menurut hukum Israel, orang Yahusi dilarang untuk beribadah di sana.
Hal ini kemudian ditanggapi pemimpin oposisi Israel Yair Lapid. Dalam sebuah posting di X, Lapid mengatakan Ben-Gvir membahayakan keselamatan warga negara Israel dan pasukan keamanan dengan "kampanye" Masjid Al-Aqsa.
"Kelompok ekstremis yang tidak bertanggung jawab dalam pemerintahan ini secara aktif mencoba menyeret Israel ke dalam perang regional skala penuh," kata Lapid.
"Orang-orang ini tidak layak untuk memerintah suatu negara," tambahnya.
Halaman 2>>> Hizbullah hingga PD 3 dan Perang Nuklir
Hizbullah Serang Militer Israel
Dalam laporan Al-Jazeera, Hizbullah mengaku telah menyerang sekelompok pasukan Israel di dekat pemukiman Matat. Hizbullah sendiri merupakan kelompok bersenjata dari Lebanon, yang merupakan bagian dari proksi Iran, dan terus mengencarkan serangan ke Negeri Zionis karena perangnya di Jalur Gaza.
"Serangan rudal yang dilakukan ... langsung mengenai para prajurit," klaimnya.
Ketegangan meningkat di perbatasan antara Lebanon dan Israel karena ancaman balas dendam Hizbullah ke Israel. Tel Aviv telah melakukan pembunuhan ke komandan Hizbullag Fuad Shukr, dalam serangan di Beirut awal bulan ini, dan membuat berang organisasi itu.
Uni Eropa Pertimbangkan Sanksi ke Israel
Diplomat utama Uni Eropa (UE), Josep Borrell, dmengatakan blok tersebut harus mempertimbangkan sanksi sebagai tanggapan atas seruan menteri keamanan nasional sayap kanan Israel untuk menghentikan bantuan ke Gaza. Ia menyebut hal tersebut dengan "hasutan untuk melakukan kejahatan perang".
Dalam tulisannya di platform X kepala kebijakan luar negeri UE itu mengatakan pernyataan terbaru Ben-Gvir merupakan tak bisa dibenarkan. Sanksi tegasnya harus menjadi agenda UE.
100 Tentara Zionis Bantah Netanyahu, Sebut Israel Jauh dari Kemenangan di Gaza
Tentara Israel masih jauh dari kemenangan di perang Gaza. Sekitar 100 perwira cadangan Israel mengatakannya dalam sebuah surat yang dirilis Minggu.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami dikejutkan oleh pernyataan berulang kali dari pejabat senior militer bahwa kemenangan sudah di depan mata dan memungkinkan untuk beralih ke tahap serangan terarah," bunyi surat yang ditandatangani sekitar 100 perwira kepada Kepala Staf Herzi Halevi, sebagaimana dimuat media Turki Anadolu.
"Kami yang datang dari lapangan tahu betul bahwa situasi masih jauh dari kemenangan," tambannya.
Para perwira militer mengatakan bahwa faksi perlawanan Palestina, Hamas, masih memiliki kemampuan lintas batas. Mulai dari UAV, pesawat tanpa awak peledak, dan mortir.
"Ini bukan seperti apa kemenangan itu," ujar mereka lagi.
Sebelumnya pada bulan Februari, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memang mengatakan kepada ABC News bahwa kemenangan Israel sudah di depan mata. Pernyataan ini juga diulangi beberapa pekan lalu, saat Israel berhasil menewaskan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon dan pemimpin politik Hamas Haniyeh di Iran pekan lalu.
Namun data di lapangan juga memperlihatkan bagaimana Israel terus menerus kehilangan pasukannya. Di mana kini total 10.000 tentara telah tewas dan terluka setelah perang pecah di Oktober.
Israel sendiri telah mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Padahal jumlah korban tewas hampir 40.000 jiwa.
Fitch Turunkan Peringkat Rating Israel
Lembaga pemeringkat kredit AS Fitch 'menghukum' Israel. Fitch menurunkan peringkat Israel satu tingkat, dari A menjadi A, Senin waktu setempat.
Lembaga itu bahkan memperingatkan bahwa konflik yang sedang berlangsung melawan Hamas di Gaza dapat berlangsung "hingga 2025". Bahkan, akan membebani aktivitas ekonomi.
"Konflik di Gaza dapat berlangsung hingga 2025 dan ada risiko meluas ke wilayah lain," kata Fitch dalam sebuah catatan, dikutip dari AFP.
"Selain korban jiwa, hal itu dapat mengakibatkan pengeluaran militer tambahan yang signifikan, kerusakan infrastruktur, dan kerusakan yang lebih berkelanjutan pada aktivitas ekonomi dan investasi, yang mengarah pada penurunan lebih lanjut pada metrik kredit Israel," jelasnya.
Keuangan publik di Israel, menurut Fitch lagi, telah terpukul karena perang. Israel sendiri pun diproyeksi mengalami defisit anggaran.
Fitch mengatakan bahwa konflik yang berlanjut hingga tahun depan akan memaksa Israel untuk melanjutkan pengeluarannya yang tinggi untuk militer. Itu pun akan membawa gangguan lebih lanjut terhadap pariwisata, konstruksi, dan produksi di daerah perbatasan.
Total Korban Perang Israel di Gaza
Sebanyak 142 orang tewas dan 150 lainnya terluka akibat serangan Israel di Gaza dalam 48 jam terakhir. Hal ini membuat jumlah total korban tewas akibat perang tersebut mendekati 40.000 orang.
"Sebanyak 39.897 warga Palestina telah meninggal dunia dan 92.152 lainnya terluka akibat serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober," kata Kementerian Kesehatan Gaza.
PD 3 & Perang Nuklir?
Sementara itu, paranormal Brasil yang dijuluki 'Nostradamus Hidup' meramalkan ketegangan konflik global yang mirip Perang Dunia 3 (PD 3), dengan Israel dan Iran di garis depan. Peramal itu bernama Athos Salome, yang sebelumnya meramal gangguan sistem Microsoft besar-besaran pada April 2024.
Konflik ini, menurutnya dapat melibatkan penggunaan serangan elektromagnetik pulse (EMP). EMP adalah ledakan besar energi elektromagnetik yang dapat terjadi secara alami atau dihasilkan dengan sengaja menggunakan senjata nuklir.
"Tiga hari kegelapan akan melumpuhkan infrastruktur elektronik di seluruh dunia," katanya dimuat laman The Economic Times.
Perlu diketahui, Nostradamus adalah sosok yang kerap dikaitkan dengan ramalan situasi masa depan. Tokoh ini hidup tahun 1503 di Prancis dan dikenal sebagai dokter serta penyair.
Kitab-kitab syairnya sering dikaitkan dengan penafsiran-penafsiran tertentu. Di awal perang Rusia dan Ukraina, buku Les Propheties karyanya juga diyakini meramalkan konflik kedua negara itu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siaga Perang Besar Arab, Hizbullah-Iran Serang Habis Israel Senin Ini
