Internasional

Laut Merah Makin Membara, Inggris Beri Peringatan Kapal-Kapal

sef, CNBC Indonesia
13 August 2024 16:10
Kelompok Houthi Yaman merilis sebuah video pada Kamis (20/6/2024) menunjukkan serangan tanggal 12 Juni terhadap kapal pengangkut batu bara MV Tutor milik Yunani di Laut Merah. (via REUTERS/HOUTHI MEDIA CENTRE)
Foto: Kelompok Houthi Yaman merilis sebuah video pada Kamis (20/6/2024) menunjukkan serangan tanggal 12 Juni terhadap kapal pengangkut batu bara MV Tutor milik Yunani di Laut Merah. (via REUTERS/HOUTHI MEDIA CENTRE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) kini mengeluarkan peringatan ke kapal-kapal. Ini terkait situasi Laut Merah yang makin tegang.

Setidaknya ada dua kali insiden menyerang kapal-kapal yang lewat Selasa (13/8/2024). Ledakan pertama menyerang sebuah kapal yang terletak 63 mil laut (116 kilometer (km)), barat daya kota pelabuhan Hodeidah, Yaman, sementara ledakan kedua menyerang sebuah kapal yang berlayar 97 mil laut Hodeidah.

"Baik awak maupun kapal tidak terluka dalam ledakan," kata UKMTO dimuat Al-Jazeera.

"Nakhoda kapal dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan ke pelabuhan persinggahan berikutnya," tambahnya.

Pejuang Houthi di Yaman diyakini sebagai pelaku serangan. Dilaporkan bagaimana kelompok itu telah berbulan-bulan menganggu pengiriman di sepanjang Laut Merah dan Teluk Aden.

"Mereka mengatakan (kapal-kapal) yang diserang memiliki hubungan dengan Israel dan pelabuhannya," tambah laman itu.

Mengutip Reuters dan Associated Press (AP) serangan ini merupakan yang pertama sejak 3 Agustus. Kala itu sebuah kapal terkena serangan rudal.

Kelompok Houthi sendiri tengah mempertimbangkan kemungkinan serangan balasan terhadap Israel atas pembunuhan pejabat Hamas Ismail Haniyeh pada bulan Juli. Sebelumnya Houthi mengaku menyerang kapal-kapal sebagai bentuk protes atas serangan Israel ke Jalur Gaza.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) bercepat mengirim militer baru ke Timur Tengah. Kapal selam berpeluru kendali USS Georgia akan tiba ke wilayah tersebut bersama  kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln.

Dari data laman Al-Arbiya, kelompok Houthi telah menargetkan lebih dari 70 kapal dengan rudal dan pesawat nirawak. Setidaknya empat pelaut tewas sejak September.

Karena serangan Houthi, kini biaya logistik menjadi lebih mahal. Kapal-kapal harus memutar ke Ujung Harapan Afrika, dan tak bisa melewati Terusan Suez yang lebih singkat.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laut Merah Membara, Kapal Perang AS Dibombardir Rudal & Drone

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular