
Muhammad Yunus Buka Suara Pasca Pemerintah Bangladesh Resmi Bubar

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom peraih Nobel, Muhammad Yunus, akhirnya buka suara setelah resmi menduduki jabatan sebagai penasihat utama Pemerintah Bangladesh, Kamis (8/8/2024). Hal ini diungkapkannya saat memberikan penghormatan kepada mereka yang tewas dalam protes berdarah di Negeri Bengali itu yang menyebabkan mundurnya Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina.
Dalam momen itu, Yunus, 84 tahun, mengatakan pengorbanan mereka telah membawa negara itu kemerdekaan kedua bagi negara itu. Ia juga meminta bahwa karena Hasina telah mundur dan protes diakhiri, ketertiban harus kembali tercipta di Bangladesh.
"Hari ini adalah hari yang mulia bagi kami. Bangladesh telah menciptakan hari kemenangan baru. Bangladesh telah memperoleh kemerdekaan kedua," ujarnya dikutip AFP.
"Hukum dan ketertiban adalah tugas pertama kita. Kita tidak dapat melangkah maju kecuali kita memperbaiki situasi hukum dan ketertiban. Seruan saya kepada rakyat adalah; jika Anda percaya kepada saya, maka pastikan tidak akan ada serangan terhadap siapa pun, di mana pun di negara ini," jelasnya.
Yunus juga mengungkap bahwa pihaknya memiliki harapan besar kepada anak-anak muda Bangladesh untuk membangun kembali negara itu. Menurutnya, saat ini negara itu telah dihancurkan oleh rezim kekuasaan yang tidak bertanggung jawab.
"Sekarang kita harus membangun persemaian lagi, persemaian baru akan dibangun oleh mereka," tuturnya, sambil menunjuk para mahasiswa muda pendukungnya yang mengelilinginya di podium saat ia berbicara.
"Kita dapat bergerak maju dalam membangun Bangladesh baru dengan sangat cepat. Kita telah memulainya hari ini," katanya.
Yunus merupakan ekonom peraih nobel berkat karyanya membentuk bank pinjaman mikro, Grameen Bank. Bank ini tidak mewajibkan agunan dan hanya mengizinkan masyarakat dengan kelas ekonomi bawah meminjam uang untuk berusaha.
Namanya banyak diminta sejumlah kalangan untuk memimpin semetara pemerintahan Bangladesh pasca rezim Hasina tumbang. Diketahui, rezim Hasina tumbang setelah diprotes keras sejak Juli karena dipicu aturan kuota pegawai negeri khusus bagi anak-anak pahlawan, yang dirasa sangat diskriminatif.
Salah satu pihak yang meminta Yunus adalah pemimpin utama kelompok Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD), Asif Mahmud. Ia menyebut pihaknya percaya dengan kemampuan peraih Nobel itu dalam mengatur negara.
"Kami percaya kepada Dr. Yunus," tulis di akun Facebook resmi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kuota PNS Bikin Kacau 1 Negara, Bangladesh Chaos-400 Luka