
Pembayaran Digital Berpotensi Besar, Ini Kesuksesan FEKDI X KKI 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) yang berkolaborasi dengan Karya Kreatif Indonesia (KKI) telah berlangsung pada 1-4 Agustus 2024. Selama pelaksanaan kegiatan, kegiatan yang diselenggarakan Bank Indonesia berkolaborasi dengan pemerintah, asosiasi sistem pembayaran dan pelaku UMKM ini dihadiri hingga 17.000 pengunjung.
Berdasarkan data hingga hari ketiga pameran, diperoleh nilai transaksi penjualan di lokasi pameran sebesar Rp 15,3 miliar dan penjualan online sebesar Rp 83,9 miliar. Capaian tahun ini lebih tinggi dibandingkan total nilai transaksi pameran UMKM di 2023 yaitu penjualan offline sebesar Rp 18,8 miliar dan penjualan online Rp 72,4 miliar.
Selain itu, kegiatan business matching (BM) ekspor tercatat mencapai Rp 264,7 miliar yang terdiri dari realisasi ekspor dan penandatanganan kesepakatan bisnis. Pencapaian tersebut meningkat 26% dibandingkan pencapaian BM ekspor pada tahun sebelumnya.
BM ekspor mempertemukan UMKM binaan BI dan Kementerian/Lembaga yang telah berorientasi ekspor dengan 22 pembeli potensial dan aggregator ekspor dari 11 negara (Indonesia, Jepang, Singapura, Malaysia, Cina, Mesir, Hongkong, UAE, Australia, Belanda, dan Prancis).
Di sisi UMKM binaan BI, pemilik IR Songket, Irfania Ramadhani Lubis yang sudah memulai usahanya sejak 2014 dan mulai dibina BI sejak 2015. Irfania mengatakan pembinaan BI mencakup pelatihan, bimbingan teknis, bahkan dapat juga fasilitasi alat, fasilitasi pameran dan lain-lain.
"Sejak dibina BI itu, usaha saya semakin meningkat, terutama dari sisi skill dan juga omzet karena bisa lebih berkembang," kisah Irfania.
Irfania merinci setidaknya peningkatan usaha pada kisaran 30% hingga 50% sejak dibina oleh BI. Apalagi ada berbagai acara seperti FEKDI X KKI ini, Irfania harus melakukan berbagai persiapan khusus karena pameran ini memiliki skala yang besar.
"Kami menyediakan lebih banyak stok untuk acara ini, apalagi dari acara ini kami juga berharap semakin banyak dikenal dan dapat banyak klien baru, pesanan baru juga gitu Sehingga harapannya bisa lebih berkembang lagi dalam usaha kita," rinci Irfania.
![]() |
Digitalisasi Bantu Pertumbuhan UMKM
Presiden Joko Widodo mengungkapkan pembayaran digital berpotensi tumbuh 2,5 kali lipat di tahun 2030 mencapai US$ 760 miliar (Rp 12.300 triliun). Selain itu, ia menilai perkembangan pembayaran digital memiliki efek menggerakan sektor perekonomian, termasuk UMKM.
"Untuk itu, transformasi digital perlu terus diperkuat untuk mengakselerasi pertumbuhan berbagai sektor ekonomi, termasuk UMKM. Digitalisasi pada proses produksi, pemasaran, serta pembayaran akan mendorong kemajuan UMKM di tingkat domestik dan global," ungkap Jokowi saat membuka FEKDI x KKI di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Kepala negara juga mengingatkan, transformasi digital perlu dilakukan secara inklusif dan berkeadilan, sehingga seluruh lapisan masyarakat memperoleh akses dan kesempatan yang sama yang juga didukung dengan aspek perlindungan konsumen.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan dalam lima tahun terakhir transformasi digital nasional mengalami akselerasi secara pesat. Pengembangan ekonomi dan keuangan digital melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2019-2025 telah mencatatkan beberapa pencapaian.
"Pencapaian tersebut, diantaranya besarnya jumlah pengguna QRIS dengan lebih dari 50 juta pengguna yang sebagian besar UMKM, transaksi BI-FAST yang tumbuh pesat, elektronifikasi program sosial pemerintah, dan Kartu Kredit Indonesia yang memperlancar transaksi keuangan Pemerintah, serta reformasi regulasi untuk memperkuat industri pembayaran nasional," jelas Perry.
Sebagai kelanjutan dari BSPI 2025, Bank Indonesia meluncurkan BSPI 2030. Akselerasi digitalisasi pembayaran nasional ke depan difokuskan pada lima inisiatif utama:
Pertama, modernisasi infrastruktur pembayaran ritel, wholesale dan data. Kedua, konsolidasi industri pembayaran nasional. Ketiga, inovasi dan akseptasi digital. Keempat, perluasan kerjasama internasional, dan kelima, pengembangan Rupiah digital.
Perry juga mengajak seluruh elemen pemerintahan, otoritas, asosiasi dan industri, serta masyarakat untuk terus memperkuat sinergi transformasi digital nasional dalam memajukan ekonomi keuangan digital nasional.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB