Bukan Halusinasi, Ini Bukti Industri Tekstil RI Tak Baik-Baik Saja

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
05 August 2024 11:47
Ilustrasi Pabrik Tekstil. (Dok. Detikcom/Agung Mardika)
Foto: Ilustrasi Pabrik Tekstil. (Dok. Detikcom/Agung Mardika)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional termasuk pakaian jadi mengalami kontraksi pada kuartal kedua tahun 2024. Baik secara tahunan maupun secara kuartalan.

"Untuk industri tekstil dan pakaian jadi pada triwulan kedua terkontraksi 0,03% secara year on year (yoy/ tahunan) ya. Memang terkontraksi tapi besarannya cukup kecil," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh. Edy Mahmud saat jumpa pers, Senin (5/8/2024).

"Secara q to q (kuartalan) juga mengalami kontraksi sebesar 2,63%. Jadi secara secara tahunan maupun kuartal, industri tekstil dan pakaian jadi mengalami kontraksi," ujar Edy.

Industri TPT nasional memang tengah menghadapi tekanan. Yang berakibat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), hingga penutupan pabrik-pabrik tekstil di Tanah Air.

Terbaru, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan, PHK di pabrik TPT nasional masih berlanjut. Kali ini melanda 4 pabrik tekstil di Jawa Tengah. Dan 1 lagi pabrik di Bandung dikabarkan bersiap memangkas jumlah pekerjanya.

"4 perusahaan telah melakukan PHK pada bulan Juni hingga awal Juli kemarin. Sekitar 700 orang. Lalu 1 perusahaan yang lokasinya di Jalan M Toha Bandung, juga bersiap memangkas 500 orang pekerja di bulan Agustus nanti," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (5/8/2024).

"Total ada 5 pabrik yang PHK. Semua itu pekerja anggota KSPN. Yang di Jalan M Toha itu termasuk perusahaan skala besar. Karena total pekerjanya itu 2.500-an orang. Untuk pabrik kain, pekerja segini sudah skala besar," ungkapnya.

Ristadi mengatakan, PHK di pabrik-pabrik TPT tersebut awalnya sebagai langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan. Namun, beberapa diantaranya tetap tak bisa bertahan meski telah melakukan PHK.

Akibatnya, kata Ristadi, pabrik tersebut tutup. Hingga menambah daftar karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya.

"Sebetulnya kami ada data 36 perusahaan tekstil menengah besar yang tutup dan 31 pabrik lainnya melakukan PHK karena efisiensi. Ini data kami kumpulkan sejak tahun 2019. Dan ini baru hanya pabrik yang tempat anggota kami bekerja. Belum termasuk data pemerintah dan Apindo," kata Ristadi kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/6/2024).

"Lokasinya pabrik-pabrik tersebut ada di pusat-pusat industri TPT. Ada di Jawa khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. Mulai dari Kabupaten Serang, Tangerang, Bandung, Semarang, Sukoharjo, Karanganyar, Pekalongan, dan daerah lainnya," ujar Ristadi.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-diam PHK Pabrik Tekstil RI Makan Korban 1 Juta Orang Pekerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular