Pembunuhan Ismail Haniyeh Bukti Iran Bobol, Begini Analisa Pakar
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh tewas dalam sebuah serangan di Teheran, Iran pada Rabu (31/7) pekan ini. Kematian itu membuat banyak yang memberi tanggapan soal keamanan di Iran.
Haniyeh datang sebagai tamu asing dan bos Hamas ke Teheran. Serangan rudal itu terjadi di lokasi yang disebut sebagai state guest atau tempat kenegaraan.
Israel dituding sebagai otak di balik serangan. Presiden Netanyahu tak membantah atau mengonfirmasi tuduhan itu.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Yon Machmudi menilai Iran memang kebobolan. Bahkan tewasnya Haniyeh memalukan bagi Iran, karena tamu mereka dibunuh di wilayah negara tersebut.
"Ini tentu memalukan ya dari pihak Iran sendiri karena tokoh, tamu undangan mereka dibunuh di wilayah Iran yang bisa saja menunjukkan 'kebobolan' baik dari sisi intelijen," kata Yon dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (3/8/2024).
Yon juga mempertanyakan kinerja intelijen Iran. Karena rudal bisa sampai menyerang tempat menginap Haniyeh selama di sana.
Dia menduga ada keterlibatan pihak lain yang bekerja sama dengan Israel. Dugaannya adalah Mossad, agen badan intelijen Israel, menjadi mata-mata Iran.
"Kan tidak mungkin senjata langsung dikirim dari Israel terlalu jauh. Bisa saja melibatkan pihak-pihak yang berkolaborasi dengan Israel," ujar dia.
Selain itu, salah satu yang disoroti pula soal tingkat keamanan Iran terkait militer Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Menurutnya Iran masih kuat, namun memiliki keamanan yang riskan.
"Iran secara umum masih kuat tetapi wilayah yang terbuka. Secara keamanan riskan sehingga yang terjadi pembunuhan Haniyeh," jelasnya.
(fab/fab)