PMI Manufaktur Ambruk Terburuk 3 Tahun, Sri Mulyani Bilang Begini

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
02 August 2024 13:25
KSSK: Sistem Keuangan RI Terjaga & Ekonomi Q2-2024 Bisa 5%
Foto: KSSK: Sistem Keuangan RI Terjaga & Ekonomi Q2-2024 Bisa 5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor manufaktur RI mengirim alarm bahaya. S&P Global merilis Purchasing Managers' Index (PMI) bulan Juli 2024 ambruk ke zona kontraksi.

Tercatat, PMI manufaktur RI anjlok ke level ke 49,3. Ini mengonfirmasi kondisi manufaktur RI memang sedang tak baik-baik saja. PMI Manufaktur Indonesia terus memburuk dan turun selama empat bulan terakhir. PMI anjlok dari 54,2 pada Maret 2024 menjadi 49,3 pada Juli 2024.

Namun, di tengah kondisi itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, produsen manufaktur RI masih optimistis penjualan dan produksi akan meningkat. Seiring dengan kondisi pasar yang diharapkan menguat tahun depan.

"Jadi harapannya positif. Kondisi hari ini mungkin permintaannya melemah. Tapi optimisme dan kepercayaan mereka untuk demand tahun depan meningkat," kata Sri Mulyani saat konferensi pers tiga bulanan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8/2024).

"Sehingga, kita harap koreksi ke zona kontraksi ini sementara," ujarnya.

Di saat bersamaan, lanjut Sri Mulyani, pelaku industri di dalam negeri juga terus mencoba memacu daya saingnya.

"Dan kami, bersama-sama Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian yang bertanggung jawab di sektor manufaktur dan terutama logistik perdagangan mereka, dan persaingan usahanya. Kita dukung dengan instrumen yang kita miliki," kata Sri Mulyani.

"Pemerintah akan terus mendukung dengan berbagai macam dukungan. Terutama kalau ini serangannya impor yang sifatnya unfair trade practice, yaitu persaingan perdagangan tidak sehat. Maka pemerintah akan lakukan langkah korektif," cetusnya.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu), imbuh dia, akan memberlakukan instrumen-instrumen, seperti PMK antidumping.

Selain itu, pemerintah akan menganalisis kondisi di masing-masing industri. Terutama sektor manufaktur yang selama ini banyak menyerap tenaga kerja, seperti industri garmen.

"Kami gunakan instrumen fiskal industri. Jadi sangat penting untuk menjaga daya tahan eksternal kita," kata Sri Mulyani.

"Jadi, meski PMI korektif di bawah 50, kita waspadai, kita lihat datanya. Kita rumuskan kebijakannya supaya masa kontraksi tidak lama dan bisa kembali. Kita tentu berharap global membaik dan terus kita usaha sehingga PDB kita sampai akhir tahun terjaga momentumnya," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PMI Manufaktur RI di Zona Merah, Pemerintah: Itu Biasa Saja!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular