Hitungan Hari, Pabrik Terbesar Dunia RI Siap Produksi Katoda Tembaga

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 02/08/2024 14:05 WIB
Foto: Smelter kedua PT Freeport Indonesia siap beroperasi Juni 2024. (Dok. PT Freeport)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) atau pabrik konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), JIIPE, Gresik, Jawa Timur ditargetkan akan memulai produksi katoda tembaga pertamanya pada Agustus 2024 ini.

Hal itu seperti yang dikatakan oleh Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Ia bilang, saat ini pabrik single line terbesar di Dunia itu sudah selesai dibangun dan tengah dalam tahap commissioning atau tahap uji coba produksi tembaga.

"Pabrik (smelter tembaga Freeport) kemarin yang kita datang ke Gresik, Freeport itu belum peresmian operasi. Commissioning itu. Artinya untuk menyatakan bahwa semua sudah selesai. Sekarang COD lagi melakukan tes," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Economic Update, dikutip Jumat (2/8/2024).


Pada bulan Agustus ini, kata Bahlil, pabrik itu akan mulai beroperasi yang juga nantinya akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). "Nanti Agustus dia (smelter tembaga Freeport) akan diresmikan oleh Bapak Presiden Jokowi. Untuk di Freeport, konsentrat yang diambil dari Timika itu 3 juta ton. Menghasilkan katoda tembaga itu 600 sampai 700 ribu ton. Emas itu 60 ton," bebernya.

Bahlil juga membeberkan pembangunan pabrik tersebut bahkan diguyur investasi hingga US$ 3 miliar setara Rp 48,7 triliun. "Single line terbesar di dunia, itu zamannya Pak Jokowi, tahun 2021," tandasnya.

Seperti diketahui, smelter tembaga PT Freeport Indonesia disebut sebagai smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia. Smelter yang akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat per tahun menjadi sekitar 600-700 ribu ton katoda tembaga per tahun ini baru saja resmi beroperasi dengan seremoni penyalaan mesin perdana pada Kamis, 27 Juni 2024 lalu.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas sempat mengatakan, pembangunan smelter bisa terlaksana sesuai dengan jadwal. "Tidak lain dan tidak bukan adalah berkat dukungan semua pihak dan juga Kementerian ESDM. Jadi pada kesempatan ini saya ingin sekali lagi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku kepentingan," ungkap Tony dalam peresmian pengoperasian smelter di Gresik, Jatim, Kamis (27/6/2024).

Dia menjabarkan, smelter akan memproduksi katoda tembaga diperkirakan mulai sekitar bulan Agustus atau membutuhkan waktu 6-10 minggu pasca pengoperasian. Hal ini untuk memanaskan semuanya, supaya mencapai titik panas tertentu pada furnish-nya.

"Setelah itu baru akan dimasukkan konsentratnya, kemudian diolah di-furnish itu dimasak di bentuk anode casing yang tadi kita lihat tadi. Copper anode kemudian dibawa ke Electro Refinery," ungkap Tony.

Selanjutnya, pada saat di Electro Refinery itu akan membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Jadi diperkirakan, pihak Freeport akan menggenjot untuk dapat memproduksi katoda tembaganya pertama nanti di sekitar pertengahan Agustus.

"Semoga dapat bisa dilakukan sebelum atau dalam rangkaian acara peringatan hut kepentingan Republik Indonesia 17 Agustus," jelas Tony.

Mengutip laporan PTFI, nilai investasi kumulatif untuk proyek smelter Manyar yang menempati lahan seluas 100 hektare itu sudah mencapai US$ 3,7 miliar atau Rp 58 triliun. Smelter ini merupakan smelter kedua yang di bangun PTFI setelah smelter yang dioperasikan PT Smelting yang juga berlokasi di Gresik.

Smelter ini didesain menghasilkan 600-700 ribu ton katoda tembaga per tahun. Lalu, ini juga memurnikan lumpur anoda yang akan menghasilkan emas sekitar 50-60 ton per tahun dan perak sekitar 220 ton per tahun.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ini Dia Sumber Uang hingga Target Bisnis Koperasi Merah Putih