
Harga Cabai Rawit Merah Menggila, di Jakarta Sudah Rp100.000/ Kg
Bapanas membeberkan penyebab harga cabai rawit merah semakin mahal di pasaran. Saat kini telah terbang ke ksiaran Rp90.000-100.000 per kilogram.

Sejumlah pekerja memilah cabai rawit merah di pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (1/8/2024). Kenaikan harga cabai rawit merah yang saat ini terjadi disebabkan karena faktor kekeringan yang berakibat pada menurunnya produksi di dalam negeri. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengungkap harganya kini telah tembus Rp 90.000 sampai Rp 100.000 per kilogram (kg). Informasi Pangan Jakarta melaporkan, harga rata-rata eceran cabai rawit merah hari ini Kamis (1/8/2024) mencapai Rp87.882 per kg. Harga tertinggi mencapai Rp100.000 per kg di Pasar Baru Metro Atom dan terendah Rp75.000 per kg di Pasar Jembatan Lima. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Penyebab mahalnya harga cabai rawit karena jumlah panen di beberapa daerah yang menurun. Menurut beberapa pedagang pasar “kenaikan harga cabai rawit merah disebabkan karena kekeringan di wilayah sentra produksi, khususnya di Jawa Timur.” (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sebelumnya, Kementan mengungkap saat ini pasokan cabai rawit merah memang tengah turun dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kekeringan yang terjadi di sejumlah sentra produksi cabai, sehingga menurunkan hasil produksi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Dalam catatannya, produksi cabai rawit merah pada Juli 2024 sebanyak 125.036 ton, sementara Juni 2024 ada 138.784 ton. Penurunan hasil produksi ini terjadi karena kekeringan yang melanda sejumlah daerah penghasil cabai. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Di Kabupaten Lamongan pada Mei-Juni 2024 tidak ada hujan sehingga kondisi pertanaman mengalami kekeringan karena kekurangan air hampir 90%. Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Tuban, pertanaman di Kecamatan Regel dan Kecamatan Grabagan di mana kondisi lahan berbatu kapur. Kawasan itu disebut hampir 95% pertanaman telah rusak dan produksi turun 4 juta sampai 3,5 juta ton per hektare (ha). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sementara di Kabupaten Kediri, pertanaman memasuki masa akhir panen, namun produksi juga telah mengalami penurunan akibat kekeringan yang terjadi sejak Mei 2024. Kementan menemukan 90% tanaman sudah layu akibat terserang jamur, bahkan beberapa sudah dibongkar oleh petani. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)