Diam-Diam Ternyata RI Mau Bikin Pusat AI, Listriknya Pakai Energi Baru
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan bahwa Indonesia bakal membangun pusat kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) Center. Hal itu menyusul investasi raksasa perusahaan AI dunia yang mulai melirik Asia Tenggara sebagai tempat berinvestasi.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, nantinya AI Center yang dibangun di Indonesia akan memanfaatkan sumber energi bersih atau Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Jadi, AI Center kita harus kita pakai dengan green energy. Itu sudah menjadi nilai tambah satu bagian. Karena tidak semua negara bisa menyiapkan 2 sampai 3 Giga Watt (GW) apa namanya green energy. Kita sangat bisa," jelasnya dalam Program Economic Update CNBC Indonesia, dikutip Rabu (31/7/2024).
Dia pun mengingatkan, rencana Indonesia untuk mengekspor listrik berbasis energi bersih ke Singapura juga harus mengutamakan kepentingan energi bersih di dalam negeri terlebih dahulu. Apalagi, lanjutnya, Singapura akan menggunakan sumber energi bersih itu juga untuk Pusat AI mereka.
"Jadi seperti sekarang kita akan ekspor green energy ke Singapura, saya bilang sama Rachmat (Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi), 'Mat, eh, hati-hati loh, kita juga perlu 2 Giga Watt untuk nanti artificial intelligence'. Ya, saya bilang, 'Mat, lu harus ingat. Jadi harus ada perjanjian, kita aturlah'," kata Luhut.
Luhut juga membeberkan bahwa Indonesia sendiri akan memiliki sumber EBT yang besar, bahkan direncanakan 58 GW listrik berasal dari energi baru terbarukan hingga 2040 mendatang.
"Tadi saya baru di-brief oleh, apa, Dirut PLN, untuk sampai tahun 2040, kita sudah akan meluncurkan 58 Giga Watt. 58 Giga Watt dari hydropower, geothermal, solar panel, wind, dan sebagainya itu," tandasnya.
Asal tahu saja, perusahaan raksasa teknologi dunia mulai tertarik untuk berinvestasi di Asia Tenggara, di mana para CEO dari Apple Inc, Microsoft Corp, dan Nvidia mulai melakukan investasi miliaran dolar dan bekerja sama dengan para kepala negara di beberapa negara di Asia Tenggara.
Belum lama ini, CEO dari kedua raksasa teknologi yakni Apple dan Microsoft telah melakukan kunjungan ke Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, CEO Apple, Tim Cook telah melakukan kunjungan ke Indonesia pada pertengahan April lalu.
Tim Cook bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Rabu (17/4/2025). Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang saat itu mendampingi Jokowi menyambut kedatangan Tim Cook.
Keinginan pemerintah Indonesia untuk membujuk Apple agar melibatkan Indonesia dalam proses produksi iPhone dan Macbook ini tak lepas dari posisi Apple sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Belum lama ini, CEO Microsoft Satnya Nadella juga telah mengunjungi Indonesia pada akhir April lalu. Dalam kunjungan tersebut, Microsoft menggelontorkan investasi di Indonesia dengan nilai sebesar US$1,7 miliar atau sekitar Rp 27,6 triliun.
Sementara itu, Amazon.com Inc. pada pekan ini mengunjungi Singapura dan menggelar konferensi besar di pusat kota Singapura untuk mengumumkan rencana investasi senilai US$ 9 miliar.
Terlepas dari kunjungan beberapa CEO raksasa teknologi dunia ke beberapa negara di Asia Tenggara, jumlah investasi Microsoft di Indonesia ternyata lebih kecil dari Malaysia.
Di Malaysia, Microsoft menambah investasi sebesar US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 35,57 triliun. Sedangkan di Indonesia hanya mencapai US$ 1,7 miliar.
(wia)