BMKG Ingatkan Hujan Lebat Ancam Jakarta Cs Sampai 5 Agustus 2024

Damiana, CNBC Indonesia
31 July 2024 17:00
Sejumlah pengendara berteduh saat hujan deras dan angin kencang di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (4/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah pengendara berteduh saat hujan deras dan angin kencang di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (4/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi hujan lebat disertai angin kencang yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Termasuk wilayah Jakarta sampai Papua.

Demikian Prospek Cuaca Mingguan yang dirilis BMKG, berlaku untuk periode 30 Juli sampai 5 Agustus 2024.

Pusat Meteorologi Publik BMKG pun minta agar menjaga kewaspadaan selama musim kemarau. Karena adanya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan hujan yang bisa melanda wilayah-wilayah di Indonesia.

Disebutkan, wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada periode musim kemarau. Sejumlah wilayah di Indonesia bagian selatan bahkan sudah memasuki puncak musim kemarau.

Sejak tiga hari terakhir (per 30 Juli 2024), cuaca cerah mendominasi hampir di seluruh pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan bagian selatan. Kondisi lazim di bulan Juli, di mana secara umum wilayah Indonesia bagian selatan mengalami puncak musim kemarau.

"Meski demikian, dalam sepekan ke depan, terdapat peningkatan potensi hujan di beberapa wilayah Indonesia. Seperti Aceh, Jambi, Riau, Kep.Riau, Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua," tulis BMKG, dikutip Rabu (31/7/2024).

"Hal ini dipengaruhi oleh Gelombang Ekuator Rossby dan gelombang kelvin yang diprakirakan aktif di wilayah tersebut. Selain itu faktor pemanasan skala lokal memberikan pengaruh cukup signifikan dalam proses pengangkatan massa udara dari pemukaan bumi ke atmosfer," terang BMKG.

Peringatan Dini Cuaca Signifikan Sampai 5 Agustus 2024

Hasil pantauan BMKG, dalam sepekan terakhir curah hujan di wilayah Indonesia bagian selatan masih cukup minim sejak tanggal 23 - 28 Juli 2024. Namun pada tanggal 24 Juli hujan dengan intensitas lebat terukur di Stasiun Meteorologi Torea, Fak-Fak(59.0mm/hari), pada tanggal 25 juli di Stasiun Meteorologi Andi Djemma - Luwu Utara(61.0mm/hari), Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandanera (56.0 mm/hari) - Kolaka. Lalu pada tanggal 27 Juli di Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega - Manggarai (58.6 mm/hari).

BMKG lalu merilis 2 peringatan dini potensi cuaca signifikan di sejumlah wilayah Indonesia, untuk periode 30 Juli-5 Agustus 2024.

Berikut peringatan dini potensi cuaca oleh BMKG:

  • Potensi Hujan sedang - lebat

dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Aceh, Riau, Jambi, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kep. Riau, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, NTB, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua

  • Potensi Angin Kencang

di wilayah Kep. Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, NTT, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah

Monitoring hari tanpa hujan bulan Juli 2024. (Dok. BMKG)Foto: Monitoring hari tanpa hujan bulan Juli 2024. (Dok. BMKG)
Monitoring hari tanpa hujan bulan Juli 2024. (Dok. BMKG)



Penyebab Potensi Hujan Lebat-Angin Kencang 30 Juli-5 Agustus 2024

Menurut BMKG, kondisi itu disebabkan oleh kombinasi sejumlah fenomena cuaca.

"Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diprakirakan aktif di Aceh, Jawa, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, dan Papua sejak 30 Juli hingga 5 Agustus 2024. Aktivitas gelombang kelvin juga diprakirakan aktif di Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kep.Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan, Sulawesi
(Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi, Utara) sejak 30 Juli hingga 2 Agustus 2024," tulis BMKG.

"Gelombang tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut," jelas BMKG.

Selain itu, Sirkulasi Anti Siklonik dan Siklonik terpantau di Samudera pasifik sebelah utara Papua. Sirkulasi Siklonik ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatanangin (konvergensi) di sekitar Samudera pasifik sebelah utara Papua.

Ditambahkan, daerah konvergensi lainnya terpantau di perairan barat Sumatra Utara. Daerah konfluensi terpantau di sebagain wilayah Kalimantan Utara dan Samudera Pasifik sebelah utara Papua.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.

Juga, ada peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knot, terpantau di Samudera Hindia barat daya Banten, Laut Banda, dan Laut Arafuru, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.

Serta, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, NTT, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan.

Tips BMKG Menghadapi Musim Kemarau di Indonesia Tahun 2024

Dalam menghadapi musim kemarau, masyarakat dihimbau untuk:

  • menggunakan air dengan bijaksana dan hemat akibat rendahnya curah hujan yang mengisi sumber-sumber air
  • hindari membuka lahan dengan membakar, terutama pada daerah hutan yang bertanah gambut akibat mudah terbakar dan sulit dimatikan
  • lindungi diri dari suhu dingin dengan mengenakan pakaian hangat, terutama pada malam dan dini hari saat suhu turun drastis. Gunakan selimut atau penghangat ruangan jika diperlukan
  • bagi petani, disarankan untuk melindungi tanaman yang sensitif terhadap suhu rendah dengan menggunakan mulsa, rumah kaca, atau pemanas
  • waspada terhadap potensi jalan licin akibat embun beku yang terbentuk pada malam hari di daerah yang mengalami bediding ekstrem
  • lindungi diri dari paparan langsung sinar matahari dan menghindari aktivitas luar ruangan terutama pada jam-jam terpanas (pukul 11 hingga 15)
  • senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh, terutama bagi
    warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya
  • siapkan rencana darurat untuk menghadapi kemungkinan krisis air selama musim kemarau, termasuk penyediaan cadangan air minum dan peralatan penyaringan air
  • waspada dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang
  • khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Hujan Lebat-Angin Kencang Intai Wilayah RI, Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular