Asing Masih Berbondong-bondong Masuk RI, Ini Alasannya!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Selasa, 30/07/2024 07:25 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi PMA mencapai Rp 421,7 triliun pada semester I-2024. Besaran ini mencapai 50,8% dari total realisasi investasi yang senilai Rp 829,9 triliun. Realisasi PMA ini tumbuh 16,1% dibandingkan dengan tahun lalu.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, naik pesatnya investasi asing itu disebabkan oleh indikator-indikator stabilitas makro Indonesia yang terjaga, sehingga membuat mereka percaya diri untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.


"Kalau industri kan semua ber long term view. Jadi kalau kejadian-kejadian yang fluktuasi itu tidak berpengaruh terhadap long term view," ucap Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, seperti dikutip Selasa (30/7/2024).

Ia mengatakan, investor asing percaya diri untuk memasukkan dananya di Indonesia karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mampu stabil bergerak di kisaran 5%. Selain itu, pemerintah juga telah mempermudah perizinan berusaha yang membuat mereka tertarik, seiring dengan pembangunan kawasan ekonomi khusus yang marak dengan fasilitas fiskal dan non fiskal.

"Jadi long term view tentu terkait dengan kemudahan investasi, pertumbuhan ekonomi, inflasi, kemudian skill availability, dan juga kawasan-kawasan dan perizinan," tutur Airlangga.

Selain Airlangga, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menepis anggapan terkait peningkatan PMA disebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, pengaruh pelemahan kurs dengan nominal realisasi investasi asing ini tidak signifikan.

"Menyangkut rupiah, apa kenaikan itu karena rupiah saya pikir enggak signifikan lah. Jadi enggak ada pengaruhnya kenaikan PMA," tegasnya, dalam konferensi pers, Senin (29/7/2024).

PMA pada semester I-2024 mengalir terbanyak ke Jawa Barat dengan US$ 5,3 miliar dan Sulawesi Tengah US$ 3,9 miliar. Posisi ketiga adalah DKI Jakarta US$ 3,4 miliar dan posisi keempat, Maluku Utara US$ 2,8 miliar. Posisi kelima ditempati oleh Banten dengan US$ 2,4 miliar.

Kemudian, dari asal negara investasi, Singapura berada di posisi pertama dengan US$ 8,9 miliar, disusul China US$ 3,9 miliar dan Hong Kong 3,8 miliar. Adapun, Amerika Serikat menempati posisi empat sebesar US$ 2 miliar dan kelima, Jepang dengan US$ 1,8 miliar.

Sementara itu, pada kuartal II-2024 ini, PMA juga tercatat naik 16,6% secara tahunan dan naik 6,3% secara kuartalan.


(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AMRO Ungkap Risiko Pembengkakan Rasio Utang RI Terhadap PDB