
Kritik Bea Tambahan 200% Keramik China, Faisal Basri Sebut Hal Ini!
Jakarta, CNBC Indonesia- Ekonom Senior, Faisal Basri menyampaikan pandangannya terkait rencana pemerintah menerapkan bea masuk anti dumping (BMAD) atas 7 produk yang diimpor, yaitu tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, elektronik, kosmetik, barang tekstil jadi, dan alas kaki.
Terkait DMAD produk keramik China, Faisal pentingnya memperhatikan perhitungan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) terkait periode kerugian Indonesia akibat masuknya produk keramik China. Dimana untuk periode Juli 2019 hingga Juni 2020 yang bertepatan dengan pandemi covid-19 sehingga harusnya menjadi pertimbangan KADI, sehingga wajar terjadi lonjakan impor.
Di sisi lain Faisal menilai industri keramik RI yang terdiri dari 38 perusahaan masih tercatat baik karena mayoritas memproduksi keramik merah sementara produksi porselin yang menjadi fokus bahasan masih rendah. Selain itu keluhan KADI hanya mencerminkan ungkapan 26% pelaku industri keramik RI sehingga bukan persoalan mayoritas industri.
Faisal Basri mendorong upaya penyelesaian persoalan ini secara menyeluruh agar tidak merugikan industri maupun importir mengingat saat ini industri keramik RI sudah mendapatkan perlindungan berupa safeguard.
Seperti apa ekonom melihat polemik rencana penetapan DMAD produk porselin China? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Ekonom Senior, Faisal Basri dan Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto dalam Squawk Box,CNBCIndonesia (Senin, 29/07/2024)

-
1.
-
2.
-
3.