Bank Dunia Soroti Kinerja 10 Tahun Jokowi Lawan Stunting

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
26 July 2024 08:10
405655 01: A man walks past the front of the World Bank building May 21, 2002 in Washington, DC. Preliminary tests at the World Bank detected possible anthrax contamination on the bank's mail. The World Bank has been regularly testing its mail for anthrax and a field test of some mail came back positive a day before. (Photo by Mark Wilson/Getty Images)
Foto: Getty Images/Mark Wilson

Jakarta, CNBC Indonesia - World Bank atau Bank Dunia mengapresiasi program stunting yang dilakukan oleh Indonesia. Hal ini disampaikan Managing Director of Operations World Bank Anna Bjerde kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Joko Widodo menyebutkan terjadi penurunan stunting rate dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Penurunan stunting rate dari sebelumnya 37% pada tahun 2013 menjadi 21% pada tahun 2023," ungkap Airlangga, dikutip Jumat (26/7/2024).

Selain itu, dia mengatakan presiden juga menyampaikan juga terdapat penurunan angka kemiskinan ekstrem dari 6,2% pada tahun 2014 menjadi sebesar 0,8% per bulan Maret 2024.

Terkait dengan program tersebut, menurut Airlangga, Presiden Jokowi juga menyinggung mengenai Dana Desa sebesar Rp71 triliun yang dipergunakan untuk berbagai kegiatan di pedesaan termasuk untuk mengurangi angka stunting.

Selanjutnya, dalam kesempatan ini, Airlangga mengatakan pertemuan ini juga membahas terkait dengan rencana Indonesia yang tengah berupaya untuk menjadi negara maju, beberapa prioritas yang sudah dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan infrastruktur untuk mendorong konektivitas, dan program hilirisasi juga sangat diapresiasi oleh World Bank.

"Ke depan, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa ketahanan pangan dan green energy menjadi penting karena Indonesia juga memiliki program terkait dengan energi bersih, antara lain hidrosolar geotermal," paparnya.

Terkait hal tersebut, World Bank mengatakan bahwa penting untuk dilakukan pengembangan infrastruktur transmisi listrik.

Selain itu, Presiden menekankan bahwa transisi energi perlu mementingkan harga yang affordable bagi masyarakat. Oleh karena itu multiple source of energy dengan transmisi yang terkonektivitas antar pulau tentunya diharapkan bisa membuat harga bisa dinikmati oleh masyarakat.

"Nah, tentunya berbagai subsidi yang dilakukan oleh Pemerintah juga ke depan subsidi ini akan ditujukan kepada mereka yang berhak," tegas Menko Airlangga.

Kemudian, World Bank juga mencatat beberapa program yang dapat mendukung infrastruktur listrik seperti best practice yang telah dilakukan oleh India yang mencari sumber pembiayaan sejenis PLN, namun pembiayaan tersebut juga didukung oleh World Bank.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: Probabilitas RI Masuk Jurang Resesi Hanya 1,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular