
Tetangga RI Darurat Gangster, Serangan Brutal Tewaskan 26 Orang

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok kriminal melakukan serangan ke desa-desa di Papua Nugini pekan lalu. Hal ini baru disampaikan oleh Kepolisian Papua Nugini, Rabu (24/7/2024).
Dalam keterangannya, gangster menyerang tiga desa di negara itu. Dalam serbuannya, kelompok kriminal yang berisi orang-orang berusia muda itu menewaskan 26 orang, termasuk 16 anak-anak.
"Pada hari Rabu tanggal 17 kemarin, kelompok bersenjatakan senjata api, parang, dan ketapel kawat menyerang Desa Angrumara, membakar rumah-rumah dan membunuh seorang lelaki lanjut usia dan seorang anak laki-laki berusia 5 tahun," ujar Komandan kantor polisi Angoram, Inspektur Peter Mandi, kepada The Guardian.
Secara rinci, Mandi menjelaskan bahwa setelah insiden itu, gangster kembali melakukan serangan ke wanita dan anak-anak. Mereka disebut ikut mengiris para warga dengan parang.
"Sejumlah perempuan dan anak perempuan juga diperkosa sebelum dibunuh di desa Sungai Sepik di Tamara, Tamberi, dan Angrumara di distrik Sepik Angoram Timur."
"Sejauh ini yang terkonfirmasi tewas adalah 26 orang dari kedua desa tersebut, sedangkan warga desa yang mengungsi masih belum ditemukan."
Desa-desa tersebut terletak di daerah terpencil yang sulit diakses melalui jalan darat dan polisi setempat baru tiba di daerah tersebut pada hari Selasa. Polisi mengatakan mereka akan mencari geng tersebut di sepanjang Sungai Sepik dan memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat.
Banyak dari mereka yang selamat melarikan diri ke semak-semak. Salah satu orang yang selamat dari pembantaian Tambari dan sampai di kantor polisi di Angoram mengatakan bahwa semua rumah di desa mereka telah terbakar habis dan penduduk desa melarikan diri hanya dengan pakaian di punggung mereka.
Mandi mengatakan bahwa polisi belum mengetahui alasan geng tersebut menyerang desa-desa. Ia juga telah meminta tambahan personel polisi untuk menangkap anggotanya, yang semuanya masih buron.
Sebelumnya, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Türk, mengatakan dirinya sangat terkejut dengan meletusnya kekerasan mematikan di Papua Nugini. Ia menduga kekerasa tampaknya merupakan akibat dari perselisihan mengenai kepemilikan tanah dan danau.
"Kami meminta pihak berwenang Papua Nugini untuk melakukan penyelidikan yang cepat, tidak memihak dan transparan serta memastikan mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban," pungkasnya.
Ia juga mendesak pihak berwenang untuk bekerja sama dengan masyarakat yang terkena dampak untuk mengatasi permasalahan sengketa lahan dan danau, sehingga dapat mencegah terulangnya kekerasan lebih lanjut.
"Penting juga bagi para korban dan keluarga mereka untuk menerima reparasi, termasuk perumahan yang layak, perlindungan efektif terhadap serangan lebih lanjut dan dukungan psikososial yang diperlukan."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah RI Gempa Guncang Tetangga, 1000 Rumah Hancur-5 Tewas